Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meski Dilarang, Iklan Penjual "Follower" Masih Marak di Instagram

Ironisnya, Instagram masih saja menyediakan ruang bagi akun-akun tersebut untuk beriklan via Instagram Stories. Setidaknya begitu menurut temuan investigasi TechCrunch.

Tak kurang dari 17 akun penyedia jasa menambah followers yang otomatis menyebar notifikasi dan komentar spam ke pengguna, kepergok memanfaatkan iklan di Instagram untuk mempromosikan jasa mereka.

Temuan ini mengesankan Instagram tidak konsisten dengan kebijakannya, bahkan cenderung oportunis. Instagram seakan melarang akun-akun penjual follower beroperasi jika tak beriklan saja.

Merespons laporan dari TechCrunch, Instagram bergegas menghapus semua iklan dari akun-akun penjual followers. Bukan cuma itu, akun-akunnya sendiri pun diklaim cepat-cepat diblokir.

Namun, pembersihan itu cuma berlaku satu hari saja. Keesekon hari pasca TechCrunch melapor ke Instagram, masih ditemukan lima akun penjual follower yang membayar iklan promosi ke Instagram.

Pertanyaan besarnya, apakah Instagram benar-benar ingin memusnahkan akun-akun spam dari layanannya atau cuma sebatas kata-kata saja? Lantas mengapa aksi nyata baru dilakukan ketika ada laporan investigasi yang mengungkap praktik ini?

Pelanggaran data pribadi

Terlepas dari pertanyaan yang cuma diketahui kebenarannya oleh Instagram, ada baiknya menilik cerita di balik investigasi ini. Jurnalis TechCrunch, Josh Contine, menceritakan secara runut proses penyelidikannya.

“Saya memulai investigasi ini sekitar bulan lalu, setelah melihat iklan Instagram Stories dari akun bernama ‘GramGorilla’,” kata dia.

Iklan itu menampakkan seorang pria yang mengaku jumlah pengikutnya bertambah setelah menggunakan layanan GramGorilla. Ada tautan khusus pada iklan tersebut yang membawa pengguna ke proses transaksi.

Taktik yang dilakukan layanan semacam GramGorilla ini bisa dibilang sebagai bentuk pelanggaran data pribadi pengguna. Sebab, sang pembeli jasa harus memberikan username dan password akun mereka.

Selanjutnya, GramGorilla dkk bakal otomatis menggunakan akun pengguna untuk follow dan unfollow, like, serta berkomentar di akun Instagram orang lain yang tak dikenal oleh pengguna.

Tujuan aktivitas spamming ini adalah memberikan notifikasi ke orang-orang asing tersebut, sehingga memancing rasa penasaran dan keinginan untuk follow akun sang pengguna jasa.

Trik mengurangi tanggung jawab

Selain GramGorilla, ada 16 layanan penjual followers lainnya yang dihimpun Josh Contine.

Nama-namanya adalah SocialUpgrade, MagicSocial, EZ-Grow, Xplod Social, Macurex, GoGrowthly, Instashop/IG Shops, TrendBee, JW Social Media Marketing, YR Charisma, Instagrocery, Social Sensational, SocialFuse, We Grow Social, IG Wildfire, dan Glamflare.

TrendBee dan Gramflare ditemukan masih beroperasi pasca Instagram mengaku telah membersihkan semua layanan spam tersebut. Berikutnya, ada lagi lima akun serupa yang ditemukan.

Masing-masing adalah FireSocial, InstaMason/IWentMissing, NexStore2019, InstaGrow, dan Servantify, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Rabu (16/1/2019).

Josh Contine lantas menghubungi GoGrowthly untuk menanyakan apakah pihaknya tahu soal kebijakan Instagram yang melarang keras bisnis tersebut. Jawabannya cukup jujur dan berbahaya, sehingga sang perwakilan menolak identitasnya diumbar.

“Kami tentu saja melanggar aturan Instagram. Kami masuk dan menumpang layanan gratis mereka untuk menghasilkan duit dan tidak memberikan pendapatan besar bagi mereka,” Josh Contine menuturkan.

“Instagram tak suka cara kami. Kami menggunakan proxy pribadi tergantung pada lokasi geografis klien. Ini semacam trik untuk mengurangi segala bentuk tanggung jawab,” ia menambahkan.

Melihat kesadaran dan optimisme penjual follower via spam tersebut, agaknya Instagram perlu berstrategi lebih jitu untuk membasmi layanan-layanan penyedia jasa macam ini.

https://tekno.kompas.com/read/2019/01/16/14580087/meski-dilarang-iklan-penjual-follower-masih-marak-di-instagram

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke