Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Facebook Mobility, Google Traffic, dan Night Light NASA yang Dipakai Memantau Mobilitas Warga Selama PPKM Darurat

Patauan dilakukan selama program PPKM Darurat diterapkan, yakni mulai 3-20 Juli 2021. Luhut mengatakan akan menggunakan beberapa alat (tools) yang digunakan untuk memantau mobilitas masyarakat.

Pemerintah menargetkan bisa menurunkan mobilitas warga hingga 30-50 persen dengan PPKM Darurat.

"Kita engage Facebook Mobility dan Google Traffic serta cahaya malam dengan NASA. Jadi dengan begitu kita bisa melihat pelaksanaan daripada PPKM ini apakah dilaksanakan dengan baik," ujar Luhut.

Lantas, apa sebenarnya alat yang disebutkan Menko Marves untuk memantau mobilitas masyarakat tersebut? Simak jawabannya dari hasil penelusuran KompasTekno di situs Google, Facebook, dan NASA, Rabu (7/7/2021) berikut ini.

Sejak pandemi covid-19 muncul tahun 2020 lalu, Google merangkum mobilitas masyarakat di berbagai negara dalam Laporan Mobilitas Masyarakat Selama Pandemi Covid-19.

Laporan yang bisa diakses publik ini bertujuan untuk memberikan analisis mengenai perubahanapa saja yang terjadi akibat penerapan kebijakan terkait Covid-19 yang diterapkan berbagai negara, termasuk Indonesia.

Tidak hanya skala nasional, laporan ini juga merinci data per wilayah di Indonesia.

Dirangkum dari situs resmi Google, laporan ini memetakan berbagai tren pergerakan dari waktu ke waktu berdasarkan geografi di berbagai lokasi.

Misalnya di retail dan rekreasi, toko bahan makanan dan apotek, taman, pusat transportasi umum, tempat kerja dan area permukiman.

Laporan ini diurai berdasarkan lokasi dan menampilkan perubahan jumlah kunjungan ke tempat-tempat tersebut. Google mengatakan akan secara rutin memperbarui informasi di dalamnya.

Tidak hanya Google, Facebook juga menelurkan situs khusus untuk membantu pemerintah atau lembaga non-profit mencari data mobilitas masyarakat yang terdampak kebijakan Covid-19.

Data tersebut ditampilkan di laman Data for Good. Laporan ini juga tersedia untuk berbagai negara dan dalam berbagai bahasa.

Dalam situs resminya, Facebook mengatakan bahwa peta yang disuguhkan menggunakan kumpulan data publik untuk melindungi privasi masyarakat. Laporan ini tidak dimaksudkan untuk tujuan diagnostik atau panduan perjalanan dan wisata.

Mobilisasi masyarakat bisa dilihat pada menu "Perubahan dalam Pergerakan" dan "Persentase Orang Tetap di Tempat". Namun, saat mengecek untuk wilayah Indonesia, data tersebut tidak dapat dilihat. 

Peta citra satelit bumi atau yang lebih dikenal sebagai "cahaya malam" sudah dirilis oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA) AS sejak beberapa tahun lalu. Peta ini digunakan para peneliti maupun publik selama kurang lebih 25 tahun.

Dengan peta ini, publik bisa melihat wilayah-wilayah mana yang rapat dengan gemerlap lampu, mengindikasikan kepadatan penduduk dan aktivitas masyarakat. Wilayah lain yang masih belum padat penduduk hingga belum berpenghuni juga bisa dipantau dengan peta ini.

Dirangkum dari situs NASA, peta cahaya malam terus dimutakhirkan dari waktu ke waktu. Sejak tahun 2011, Nasa dan mitranya menganalisis data cahaya malam dan mengembangkan software baru serta algoritma untuk membuat data lebih jelas, akurat, dan mudah diakses.

Belum diketahui bagaimana pemerintah Indonesia menggunakan tool dari NASA ini untuk memantau mobilitas masyarakat selama PPKM Darurat.

https://tekno.kompas.com/read/2021/07/07/21050017/mengenal-facebook-mobility-google-traffic-dan-night-light-nasa-yang-dipakai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke