Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Begini Wujud Satria-I, Satelit Pembawa Internet dari Indonesia

Satelit Multifungsi (SMF) ini nantinya akan membawa koneksi internet untuk daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T).

Wujud satelit itu pun kini diungkap oleh perusahaan satelit asal Perancis, Thales Alenia Space, yang menggarap proyek tersebut. Bentuk satelit Satria-I ini terungkap dalam unggahan akun Instagram @thalesaleniaspace.

Sama seperti dengan kebanyakan satelit komunikasi, satelit Satria tampak memiliki sejumlah komponen utama.

Komponen tersebut terdiri dari panel surya untuk sumber listrik satelit, antena satelit untuk mentransmisikan sinyal, serta badan satelit untuk menjalankan fungsi satelit secara keseluruhan. 

Kemudian, badan satelit tersebut tampak memiliki komponen berbentuk bulat, mirip seperti antena satelit rumahan atau base transceiver station (BTS) yang menempel di sejumlah menara.

Thales Alenia Space juga menginformasikan bahwa satelit tersebut sepenuhnya bakal mengusung antena yang mendukung frekuensi Ka-band, yang diklaim dapat menghadirkan koneksi internet dengan kapasitas 150 gigabit per detik (Gbps).

Untuk pemosisian, satelit Satria-1 rencananya bakal menempati slot orbit 146 derajat Bujur Timur (BT).

Pergerakan satelit ini sendiri nantinya bakal dipantau oleh beberapa stasiun Bumi yang tersebar di wilayah bagian Barat hingga Timur Indonesia.

Masing-masing stasiun tersebut berlokasi di Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, stasiun Bumi ini diperlukan untuk mengawasi pergerakan satelit Satria-I.

Nantinya, dengan bantuan satelit Satria-I, semua stasiun Bumi ini akan menjangkau sekitar 150.000 titik layanan publik di berbagai sektor, yang terbanyak adalah 93.900 titik sekolah dan pesantren untuk mendukung Pembelajaran jarak Jauh (PJJ) dan ujian berbasis komputer.

Selain itu ada 3.700 titik Puskesmas dan rumah sakit, serta layanan kesehatan lain untuk mendukung kebutuhan database kesehatan yang terintegrasi, serta 3.900 titik layanan keamanan masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Selanjutnya, ada 47.900 titik kantor desa/kelurahan, kecamatan, dan pemerintah daerah lain untuk mendukung pelayanan sistem pemerintah berbasis elektronik (SPBE/e-government), serta 600 titik layanan publik lainnya.

Setahun setelahnya, yaitu pada September 2020, konstruksi satelit Satria-I dimulai dan pada Juli 2021, progresnya diklaim telah mencapai 30 persen.

Rencananya, seluruh sistem pada satelit Satria-1 bakal siap pada Maret 2023 mendatang, dan bakal diluncurkan di Space X, Amerika Serikat, sekitar kuartal-II di tahun yang sama.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate sendiri sebelumnya sempat mengatakan bahwa satelit tersebut ditargetkan bakal beroperasi pada November 2023 mendatang.

"Proyek Satelit Satria-I akan mulai beroperasi pada 17 November 2023 secara komersial menghadirkan internet dengan kapasitas 150 Gigabit per detik (Gbps) di 150.000 titik layanan publik,” ujar Johnny, dikutip KompasTekno dari Kontan.co.id, Selasa (7/12/2021).

https://tekno.kompas.com/read/2021/12/07/14030087/begini-wujud-satria-i-satelit-pembawa-internet-dari-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke