Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Profil Sheryl Sandberg, Sosok Penting di Balik Gurita Bisnis Meta Facebook

KOMPAS.com - Chief Operating Officer (COO) Meta Platforms Inc. (dahulu Facebook Inc.) Sheryl Sandberg resmi mengumumkan pengunduran dirinya pekan ini.

Informasi itu disampaikan langsung oleh Sheryl setelah ia mengabdi selama 14 tahun di perusahaan rintisan Mark Zuckerberg (Zuck) tersebut.

Pengunduran diri ini, menurut Sheryl dalam sebuah postingan Facebook, dilatarbelakangi oleh keinginannya untuk fokus kepada keluarga dan membesarkan kelima anaknya.

Selain itu, ia juga ingin lebih fokus menjalankan yayasan dan kegiatan filantropi untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Tidak langsung mengundurkan diri bulan ini, Sheryl akan hengkang dari Facebook sekitar bulan September - November 2022 mendatang. Jeda waktu ini kemungkin besar digunakan untuk proses pengalihan jabatan COO Meta yang kini diamanahkan kepada Javier Olivan, yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Growth Officer Meta.

Selain itu, Sheryl juga akan tetap berada di Meta, namun hanya akan berperan sebagai dewan direksi (Board Director) yang mengawasi berbagai keputusan, langkah, strategi, dan operasional Meta.

Sekilas, nama Sheryl mungkin terdengar asing di telinga. Meski demikian, jika melihat perjalanan kariernya, ia merupakan sosok perempuan yang bisa dibilang cukup berpengaruh di industri teknologi, terutama di Silicon Valley. Selain Facebook (Meta), ibu lima anak ini pernah bekerja di Google.

Lantas, bagaimana profil Sheryl Sandberg dan perjalanan karirnya di industri teknologi?

Wanita bernama lengkap Sheryl Kara Sandberg ini merupakan sarjana ekonomi lulusan terbaik (summa cum laude) dari Universitas Harvard, Amerika Serikat (AS). Gelar tersebut ia dapatkan pada 1991 silam.

Pada 1993, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Bisnis Harvard dan mendapatkan gelar Magister Administrasi Bisnis dua tahun setelahnya, yaitu pada 1995.

Sebelum terjun ke Sillicon Valley, perempuan kelahiran Washington, AS pada 28 Agustus 1969 ini memulai kariernya di bidang perbankan, tepatnya di Bank Dunia (World Bank).

Di sana, ia sempat menjadi asisten ekonom Larry Summers, sebelum akhirnya bertanggung jawab sebagai Chief of Staff di Departemen Keuangan AS pada pemerintahan Presiden AS ke-42 Bill Clinton (1993-2001).

Pada 2001, Sheryl pindah dari Washington ke California untuk bekerja di Google. Di sana, ia menjabat sebagai Vice President of Global Online Sales and Operations Google.

Seperti nama jabatannya, ia bertanggung jawab atas seluruh operasi bisnis Google di seluruh dunia, termasuk penjualan pada layanan-layanan Google dan ekspansi produk-produk Google secara global.

Setelah sekitar tujuh tahun bekerja di Google, Sandberg akhirnya masuk Facebook pada 2008 lalu.

Kala itu, ia langsung menjabat sebagai COO Facebook selama 14 tahun, hingga akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri pada Juni 2022, beberapa bulan setelah Facebook berganti nama menjadi Meta pada Oktober 2021 lalu.

Dalam unggahan Facebook tadi, Sheryl pun membagikan momen pertama bertemu dengan bos Facebook alias Zuck.

Ia tidak menyebutkan tanggal atau tahunnya, namun pertemuan tersebut berlangsung di sebuah pesta di rumah seorang CEO perusahaan teknologi edukasi (edutech) asal AS Chegg, Dan Rosensweig.

Pertemuan tersebut agaknya terjadi ketika Sheryl masih bekerja di Google. Sebab Sheryl mengaku pada saat pertama bertemu dengan Zuck, ia berumur 38 tahun dan Zuck berumur 23 tahun.

Artinya, pertemuan ini terjadi sekitar 2007 (ia lahir pada 1969), di mana Sheryl masih bekerja di Google.

Nah, berawal dari pertemuan tersebut, "hubungan" Zuck dan Sheryl semakin intens dan bahkan mereka sempat bertemu berkali-kali, hingga pada akhirnya Zuck menawarkan jabatan COO Facebook secara langsung kepada Sheryl.

Perjanjian khusus dengan Zuckerberg

Perempuan paruh baya ini sendiri memiliki tiga persyaratan atau perjanjian pribadi kepada Zuck ketika ia hendak bergabung dengan Facebook.

Pertama, ia ingin duduk bersebelahan ketika ada rapat (meeting), lalu persyaratan kedua ia ingin meeting empat mata (one-on-one) sekali setiap minggu dengan Zuck.

Kemudian syarat ketiga adalah Sheryl ingin Zuck memberikan timbal balik (feedback) jujur dan secara langsung di depan matanya. Hal ini bisa diberikan Zuck apabila Sheryl membuat kesalahan ketika menjalankan operasional Facebook.

"Mark setuju dengan ketiga persyaratan tersebut, namun ia menambahkan bahwa feedback-nya harus positif dan bisa diterima kedua pihak. Hingga saat ini setelah 14 tahun, ia tetap setia dengan ketiga janji tersebut," ungkap Sheryl.

Seakan seperti nasib yang baik, karier Sheryl tampaknya semakin bersinar ketika ia berada di Facebook.

Selama perjalanan kariernya di perusahaan tersebut, Sheryl bisa dibilang merupakan sosok yang paling berpengaruh di bisnis Facebook. Hal itu disampaikan langsung oleh Zuck melalui sebuah postingan di media sosial Facebook.

Zuck menyebutkan, Sheryl adalah orang yang berjasa di balik bisnis iklan Facebook.

Ketika Sandberg bergabung, Facebook sebenarnya sudah berusia sekitar 4 tahun. Namun, jejaring sosial ini belum bisa mendatangkan profit, hingga akhirnya datanglah Sheryl untuk merombak model bisnis Facebook. 

"Kami belum memiliki bisnis yang menguntungkan. Kami pun berjuang untuk bertransisi dari perusahaan rintisan kecil ke perusahaan sesungguhnya," tulis Zuck.

"Sheryl merancang bisnis periklanan kami, mempekerjakan orang-orang hebat, membentuk budaya manajemen kami, dan mengajari saya cara menjalankan perusahaan," imbuh Zuck.

Berkat bisnis periklanan tersebut, Zuck mengatakan, jutaan orang di seluruh dunia mendapatkan peluang baru untuk mengiklankan produk atau jasa miliknya di Facebook.

Saat ini, apabila mengacu pada laporan keuangan terbaru Meta, bisnis iklan (advertising) merupakan "ladang uang" dari Meta.

Per 2021 saja, total pendapatan Facebook mencapai 117,9 miliar dolar AS (lebih dari Rp 1.700 triliun), meningkat 37 persen dari pendapatan di 2020 lalu.

Sebagian besar pendapatan tersebut dikontribusi dari bisnis iklan yang mencapai 114,9 miliar dolar AS (lebih dari Rp 1.600 triliun).

Di tengah kesibukannya menjadi COO Meta, Sheryl juga merupakan sosok yang terkenal dermawan karena kegiatan filantropi yang gemar ia lakukan.

Berdasarkan biodata profilnya di situs web Meta, ia merupakan perintis perusahaan penggalangan dana "Sheryl Sanberg & Dave Goldberg Family Foundation".

Perusahaan ini memiliki tiga program untuk membantu mereka yang membutuhkan mencakup "Lean In", "Option B", dan "Dave Goldberg Scholarship Program".

Dia juga kini menjadi salah satu dewan direksi di lembaga non-profit pemberdayaan perempuan "Women for Women International", lembaga pemberantas kemiskinan dunia "ONE", dan perusahaan solusi berbasis kecerdasan buatan (AI) "Momentive".

Karena kariernya yang cemerlang di Sillicon Valley, serta kegiatannya di bidang filantropi dan pemberdayaan perempuan, Sheryl kini dinobatkan sebagai perempuan ke-36 yang paling berpengaruh di dunia (Power Women) versi Forbes edisi 2021.

Menurut data Forbes, kekayaan perempuan yang merupakan mantan istri CEO Survey Monkey Dave Goldberg itu kini mencapai 1,6 miliar dolar AS (sekitar Rp 23,1 triliun), sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Forbes, Kamis (2/6/2022). 

Per Mei 2022, Sheryl sudah menghasilkan sejumlah buku tentang perjalanan hidupnya. Salah satunya adalah Option B: Facing Adversity, Building Resilience, and Finding Joy, sebuah buku yang menceritakan tentang perjalanan hidupnya dengan Dave.

Kemudian, ia juga menulis buku Lean In: Women, Work, and the Will to Lead untuk menyemangati perempuan agar bisa sukses di pekerjaan, serta Will to Lead and Lean In for Graduates untuk para lulusan baru.

https://tekno.kompas.com/read/2022/06/02/16040067/profil-sheryl-sandberg-sosok-penting-di-balik-gurita-bisnis-meta-facebook

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke