Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Warga Korsel Bikin Batu Nisan Kenang Internet Explorer

Penutupan yang dianggap sebagai "kematian" ini, membuat seorang insinyur perangkat lunak asal Korea Selatan bernama Jung Ki-young mendapatkan ide untuk membuat batu nisan yang bertuliskan Internet Explorer.

Pembuatan batu nisan ini ditujukan agar orang-orang, termasuk Jung Ki-young sendiri dapat memperingati hari penutupan peramban lawas milik Microsoft tersebut.

Batu nisan tersebut diletakkan di rooftop cafe milik saudaranya yang berada di kota Gyeongju bagian selatan. Tidak hanya batu nisan saja, tetapi terdapat juga bangunan kecil seperti gereja yang diposisikan di sebelah batu nisan tersebut.

Sesaat setelah ia memotret batu nisan tersebut dan mengunggahnya ke media sosial, konten itu menarik banyak perhatian warganet karena dinilai menarik dan unik. Sampai akhirnya, batu nisan tersebut menjadi viral di Korea Selatan.

Pasalnya, sejak bulan lalu Microsoft mengeluarkan pengumuman akan menutup peramban IE, Jung Ki-young sudah mulai mengerjakan desain batu nisan miliknya. Ia berpikir idenya ini mungkin akan menghibur orang banyak.

“Sejak saya mendengar berita (tentang penutupan peramban IE) di bulan lalu, saya telah mempersiapkan ini (batu nisan) karena saya pikir itu akan menjadi keren karena membuat orang tertawa,” ujar Jung Ki-young sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Engadget, Selasa (21/6/2022).

Desain utama dari batu nisan tersebut berwarna hitam pekat mengkilap berbentuk persegi panjang. Pada bagian depan terdapat logo browser Internet Explorer bertuliskan “E” dan disusul dengan penulisan nama “Internet Explorer di bagian bawah logo.

Terdapat juga tanggal lahir dari peramban IE, yang merupakan tanggal resmi peluncuran dari peramban tersebut pada 17 Agustus 1995, hingga tanggal penutupan Internet Explorer sebagai tanggal tutup usia peramban, yaitu 15 Juni 2022.

Lalu, pada bagian tanggal terdapat tulisan berbahasa Inggris “He was a good tool to download other browsers” yang memiliki arti “Dia (Internet Explorer) merupakan aplikasi yang bagus untuk mengunduh peramban lain”.

Batu nisan yang didesain oleh Jung Ki sendiri telah menghabiskan dana 430.000 won atau setara dengan Rp 4,9 juta (mengikuti kurs hari ini).

Melihat nama di batu nisan itu, pembuat batu yang menerima permintaan dari Jung Ki-young sempat skeptis dan mengira hal tersebut hanyalah tipuan semata.

“Tukang batu itu juga bertanya padaku, ‘Apakah ini sungguhan? Mengapa ada manusia yang memiliki nama ini? Apakah ini adalah hal yang aneh?’”, tambah Jung Ki-young saat menceritakan proses dari pembuatan batu tersebut.

Kendati demikian, usai pengerjaan batu nisan selesai dilakukan, Jung Ki-young justru merasakan perasaan yang campur aduk di saat yang bersamaan.

Menurutnya, peramban lawas ini telah memberikan peran dan dampak yang besar selama perjalanan karirnya.

“Perasan itu sangat sedih, tetapi mungkin saya dapat mengatakannya sebagai love-hate relationship karena (peramban) Internet Explorer ini sendiri pernah mendominasi sebuah era di zamannya,” ujar Jung Ki-young.

Terlepas dari itu semua, ia mengaku menikmati proses dari pembuatan batu nisan tersebut. Hal ini juga dikarenakan ada banyak orang merasa terhibur dengan ide uniknya.

“Itu menjadi alasan lain bagi saya untuk berterima kasih juga kepada Internet Explorer, karena hal itu justru membuat saya dapat menghibur seluruh orang di dunia,” jelasnya.

Internet Explorer disetop

Informasi pemberhentian peramban internet desktop milik Microsoft sudah didengar beberapa tahun lalu, tepatnya saat peluncuran Microsoft Edge di Windows 10 pada 2015.

Kemunculan dari Edge dianggap dapat menggantikan posisi Internet Explorer. Dalam hal ini, Edge dibekali mode dan beberapa fungsi lainnya yang ada di IE sehingga dapat mengatasi sejumlah masalah yang dimiliki, salah satunya masalah keamanan.

"Karena Mirosoft Edge bisa menangani masalah yang ada, maka aplikasi desktop Internet Explorer 11 akan dipensiunkan dan tidak lagi didukung per 15 Juni 2022 untuk beberapa versi Windows 10," tulis Microsoft melalui blog-nya.

Menurut Microsoft Edge Program Sean Lyndersay, Edge diklaim lebih aman jika dipakai untuk keperluan bisnis dibandingkan Google Chrome. Klaim kedua yang diberikan adalah Edge mampu mendukung berbagai situs web yang lebih modern.

Oleh karena itu, tampilan dan fitur lawas yang dimiliki oleh peramban Internet Explorer membuat peramban ini harus ditutup dan digantikan dengan peramban yang memiliki tampilan dan fitur yang lebih modern.

https://tekno.kompas.com/read/2022/06/22/09450087/warga-korsel-bikin-batu-nisan-kenang-internet-explorer

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke