Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sosok Sam Altman, Bos ChatGPT yang Jadi WNA Pertama Penerima Golden Visa Indonesia

OpenAI merupakan perusahaan teknologi di balik chatbot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) ChatGPT.

Altman mendapatkan golden visa dengan sub kategori tokoh dunia dengan masa tinggal 10 tahun yang telah ditandatangani oleh Direktur Jenderal Imigrasi.

Dilansir dari laman Imigrasi.go.id, kebijakan golden visa telah diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM (Permenkumham) Nomor 22 tahun 2023 mengenai Visa dan Izin Tinggal serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82 tahun 2023 yang diundangkan pada 30 Agustus 2023.

Golden visa merupakan jenis visa yang diperuntukkan orang asing berkualitas yang bermanfaat untuk perkembangan ekonomi negara, salah satunya penanam modal, baik korporasi atau perorangan.

Adapun pemegang golden visa akan menerima beberapa manfaat eksklusif, di antaranya masa tinggal dengan jangka waktu lebih lama yaitu lima hingga sepuluh tahun sesuai ketentuan, kemudahan keluar dan masuk Indonesia, dan efisiensi karena tidak perlu mengurus Izin Tinggal Terbatas (ITAS) ke kantor imigrasi.

Dengan golden visa ini, Altman diharapkan bisa berkontribusi terhadap pengembangan pemanfaatan kecerdasan buatan di Indonesia. Lantas, seperti apa sosok Altman?

Profil Sam Altman

Sam Altman merupakan sosok di balik chatbot ChatGPT yang populer di dunia. CEO dan Co-Founder OpenAI ini juga baru saja berkunjung ke Indonesia di Juni lalu.

Kedatangannya saat itu dalam rangka berbagi pengetahuannya mengenai AI dalam acara "Conversation with Sam Altman" yang diselenggarakan organisasi orkestrasi Korika dengan perusahaan ventura, GDP Venture di Jakarta Pusat. 

Menilik secara ringkas profilnya, Altman sejak kecil memang memiliki minat tinggi pada dunia Teknologi. Pria yang lahir 38 tahun lalu di Chicago itu besar dan tinggal di St. Louis, Missouri. Saat itu ia sudah memiliki komputer pribadinya di usia delapan tahun.

Latar belakang pendidikannya dimulai bersekolah di John Burroughs School, sekolah persiapan swasta bergengsi di wilayah Metro St. Louis, AS. Selanjutnya ia melanjutkan masuk jurusan ilmu komputer di Universitas Stanford.

Namun, ia tidak menuntaskan studinya dan memutuskan keluar dari perguruan tinggi pada tahun 2005. Sejak saat itulah ia mulai mendirikan perusahaan pertamanya bernama Loopt.

Loopt menjadi pijakan karir pertamanya. Perusahaan ini bergerak di bidang aplikasi berbasis lokasi. Sam Altman cukup andal dalam mendirikan perusahaan pertamanya. Saat itu Loopt sukses mengantogi dana lebih dari 30 juta dolar AS dan diadopsi oleh Apple dan Blackberry.

Kendati demikian, setelah tujuh tahun berkembang, Sam harus merelakan perusahaan pertamanya dijual dan dibeli oleh Green Dot Corporation dengan harga 40 juta dolar AS.

Selanjutnya ia mulai bergabung bersama Y Combinator (YC) sebuah akselerator startup yang membantu banyak perusahaan dalam perkembangannya, seperti Airbnb, Reddit, Dropbox, dan Coinbase.

Karirnya mulai melejit hingga di 2014 Sam Altman mulai diangkat menjadi presiden Y Combinator, mengganntikan Paul Graham, salah satu pendirinya.

Di bawah kepemimpinannya Y Combinator terus berkembang dan memunculkan banyak perusahan startup. Tak hanya aktif di dunia profesional, tak jarang ia diundang ke berbagai seminar kuliah sebagai pembicara.

Salah satunya mengisi kuliah di Stanford bertajuk "How to Start a Startup" di 2014. Prestasinya juga luar biasa, saat itu di usianya baru 29 tahun ia sempat masuk dalam daftar Forbes 30 under 30.

Pada tahun 2015, Sam Altman bersama Elon Musk dan pendiri LinkedIn, Reid Hoffman memutuskan untuk mendirikan perusahaan OpenAI. Perusahaan dibalik Chatbot pintar ChatGPT.

Misi OpenAI adalah memastikan bahwa pengembangan Artificial Intelligence (AI) memberikan manfaatt kepada seluruh umat manusia.

Fokusnya mengembangkan OpenAI sekaligus membuat ia menanggalkan jabatannya sebagai presiden YC pada Maret 2019.

Dalam perjalanan bisnisnya, OpenAI juga berhasil mendapatkan investasi sebesar 1 miliar dolar AS dari Microsoft.

Hingga kemudian di 30 November 2022, OpenAI resmi merilis ChatGPT, model chatbot AI yang bisa menghasilkan teks sesuai perintah berbasis AI.

Harapan Atlman untuk Indonesia

Penggunaan ChatGPT juga semakin meningkat hingga kini. OpenAI juga terus akan mengembangkan ChatGPT dari beragam fitur dan tampilan.

Bahkan dalam acara bertajuk "Conversation with Sam Altman" yang diselenggarakan di Jakarta Juni lalu, Sam Altman menerangkan keinginannya untuk meningkatkan dukungan ChatGPT dalam bahasa Indonesia.

Dilansir dari KompasTekno, Sam berharap Indonesia mampu membuat dataset dalam bahasa Indonesia untuk melatih dan mengevaluasi model bahasa Indonesia.

Kendati demikian, menurutnya dataset tersebut sulit tersedia dan digunakan dalam perusahaanya. Maka dari itu harus ada kolaborasi untuk melatih ChatGPT semakin baik, khususnya dalam bahasa Indonesia.

Kontribusinya yang luar biasa dalam perkembangan teknologi khususnya AI yang dapat bermanfaat bagi manusia, membuatnya kini menjadi WNA pertama yang berkesempatan mendapatkan manfaat dari golden visa dari pemerintah Indonesia. 

Harapannya dengan kontribusinya yang luar biasa, ia dapat mengembangkan misinya khususnya dalam pemanfaatan kecerdasan buatan di Indonesia.

https://tekno.kompas.com/read/2023/09/05/13300067/sosok-sam-altman-bos-chatgpt-yang-jadi-wna-pertama-penerima-golden-visa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke