Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dell: Peluang Generative AI di Enterprise Masih Terbuka Lebar

Hal tersebut berubah dengan kehadiran generative AI, yakni jenis kecerdasan buatan berbasis Large Language Model yang bukan hanya mampu memprediksi sesuatu dari data, tapi juga bisa membuat konten yang sama sekali baru, baik berupa teks, gambar, dan lain-lain.

Generative AI atau Gen AI juga dapat berkomunikasi menggunakan bahasa manusia. Berkat itu, pengguna Gen AI berkembang luas. Siapapun di manapun bisa memakainya, termasuk juga di kalangan enterprise di mana Gen AI mulai marak diterapkan.

John Roese, Global Chief Technology Officer Dell Technologies selaku penyedia solusi ekosistem AI menjelaskan bahwa Gen AI dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dengan cara mengalihkan pekerjaan ke mesin, sehingga membebaskan banyak waktu untuk karyawan.

Roese mengatakan bawa Gen AI bakal mengubah produktivitas sistem IT dan bisnis dengan dramatis seperti halnya adopsi sistem berskala besar macam ERP (Enterprise Resource Planning) dan CRM (Customer Relationship Management) 20 tahun lalu. Hanya saja, disrupsi yang dihasilkan Gen AI akan lebih besar.

"Banyak teknologi menarik dalam 20 tahun terakhir, tapi tak ada yang mengubah produktivitas enterprise secara fundamental di taraf yang sama (dengan Gen AI)," ujar Roese dalam telekonferensi media briefing yang digelar Dell Technologies, Kamis (12/10/2023).

Penyedia solusi AI untuk aplikasi privat perusahaan

Dell Technologies merupakan penyedia solusi berisi ekosistem lengkap untuk penerapan AI, termasuk infrastruktur komputasi, storage, networking, software dan layanan, hingga proteksi data.

Keberadaan ekosistem lengkap tersebut, menurut Roese, diperlukan agar pelanggan bisa menerapkan Gen AI dengan mudah untuk keperluan bisnisnya. Sebab, semua hal dalam ekosistem itu saling terhubung sehingga tak cukup hanya satu elemen saja.

Dia mencontohkan infrastruktur storage alias penyimpanan data yang diperlukan dalam proses training Gen AI, di mana sejumlah besar data dilibatkan, hingga penyimpanan dataset yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan tersebut.

"Kemudian, Anda perlu mererapkan strategi sekuriti dan perlindungan juga untuk proyek Gen AI Anda. Kalau tidak, akan ada risiko yang besar," ujar Roese.

Sebab, Gen AI seperti yang dikembangkan oleh pelanggan Dell Technologies dengan memakai solusi ekosistemnya bisa berkaitan dengan hal-hal sensitif seperti rahasia dagang, informasi yang bersifat proprietary, atau operasional core business.

Di sinilah letak perbedaan Gen AI di korporasi dari Gen AI publik seperti ChatGPT dari OpenAI, Bing dari Microsoft, atau Bard dari Google yang merupakan teknologi search engine. Roese menyebut AI yang dikembangkan secara mandiri oleh perusahaan-perusahaan sebagai "Gen AI privat".

Tempat terbaik untuk mengembangkan dan menerapkan Gen AI private semacam ini, menurut Roese, adalah di sistem yang dimiliki dan dioperasikan sendiri oleh perusahaan, seperti disediakan oleh Dell Technologies.

Peluang Gen AI masih terbuka lebar

Dalam kesempatan yang sama, President of Asia Pacific and Japan (APJ) Dell Technologies, Peter Marrs, menjelaskan contoh-contoh penerapan Gen AI di kalangan enterprise dari berbagai bidang.

Misalnya, sebuah perusahaan di Jepang menggunakan server Dell sebagai infrastruktur IT dalam training AI untuk keperluan digital advertising. Lalu ada juga bank yang membuat chatbot AI internal untuk customer support.

Di bidang telekomunikasi, Gen AI in-house digunakan untuk riset dan pengembangan produk serta layanan 5G. Perusahaan manufaktur tak ketinggalan memanfaatkan Gen AI untuk keperluan serupa, dalam riset dan pengembangan inovasi baru.

Menurut Marrs, peluang pasar infrastruktur Gen AI untuk terus tumbuh masih terbuka lebar karena penerapannya kini masih dalam tahap awal.

Dia mengutip laporan The Infrastructure Market for Generative AI dari Firma riset pasar IDC yang menyebutkan bahwa belanja infrastruktur AI di kawasan Asia Pasifik dan Jepang akan tumbuh hingga mencapai 55 miliar dollar AS pada 2026, dengan Compund Annual Growth Rate (CAGR) 22,38 persen.

"Kami punya backlog (antrean pesanan yang belum dapat dipenuhi) solusi Gen AI senilai 2 miliar dollar AS yang terus bertambah. Ada peluang yang sangat besar di sini," ujar Marrs.

John Roese menambahkan, peluang tumbuh Gen AI antara lain bisa dilihat dari penerapannya di kalangan pelanggan yang kebanyakan masih berada di tahapan pengembangan language model yang bisa diterapkan di bisnis, tapi masih belum benar-benar dipakai.

Saat nanti Gen AI sudah selesai dikembangkan, barulah masing-masing perusahaan bisa melakukan inferencing alias memasukkan data ke Gen AI untuk diproses sesuai dengan  training sebelumnya, entah untuk membuat prediksi atau menyelesaikan tugas tertentu.

"Sekarang baru segelintir pelanggan yang melakukan inferencing dalam skala besar. Tapi, jika model-model (Gen AI) sudah selesai, sebagian besar kebutuhan komputasi akan bergeser ke sana, Jadi, bakal ada gelombang kedua Gen AI berupa inferencing yang bahkan belum dimulai," ujar Roese.

https://tekno.kompas.com/read/2023/10/13/08300047/dell--peluang-generative-ai-di-enterprise-masih-terbuka-lebar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke