"Hacker’s Day ini terinspirasi dari forum di Amerika Serikat yang memfasilitasi berbagai pihak untuk membahas kasus-kasus baru soal keamanan. Ini bukan ajang kumpul hacker, tetapi juga membahas cyber law,” katanya.
Wakil Ketua Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastrucure (ID-SIRTII) Muhammad Salahuddien mengatakan, banyak ancaman keamanan yang datang dari Indonesia. ”Tetapi kita sendiri masih lemah mengatasinya,” katanya.
Di forum-forum internasional, mereka sering mengeluhkan ancaman-ancaman itu yang datang dari Indonesia, mulai dari bentuk virus hingga serangan untuk membobol keamanan.
Kini mulai bermunculan forum dan workshop soal keamanan teknologi informasi. Beberapa di antaranya bahkan menghadirkan pembicara-pembicara yang masih SMA. Karena itu, ID-SIRTII berjanji akan membuat jadwal acara-acara seperti itu agar masyarakat bisa mengikutinya.
Potensi besar
Coordinator of ICT & IS Department Swiss German University-Asia, James Purnama, mengatakan, banyak fakta mengejutkan dari kegiatan cracking. Rata-rata dilakukan anak SMA dan mahasiswa. "Kita harus segera bisa menggandeng lembaga yang bisa memfasilitasi mereka, misalnya lembaga sertifikasi," katanya.
Lembaga sertifikasi bisa memberikan sertifikasi hacker yang beretika. "Dengan cara ini, potensi mereka tak terbuang dan tak mengarah kriminal. Mereka akan menjadi penjaga server, bukan lagi penyerangnya," katanya.
Tin Tin Hadijanto dari lembaga sertifikasi EC Council mengatakan, lembaganya kini mengeluarkan sertifikasi bagi hacker yang beretika. "Kami dari lembaga pendidikan, tugas kami membangun kesadaran soal keamanan dari level sederhana hingga level ahli," kata Tin Tin.
"Hacker putih" jasanya bisa dipakai oleh perusahaan untuk menjaga server. Mereka bahkan bisa menjadi konsultan perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan keamanan, membuat software, atau membuat sistem.
Ketua ID-SIRTII Richardus Eko Indrajit mengatakan, dari sisi sumber daya, Indonesia potensial menjadikan security management sebagai "brand" andalan lulusan sarjana Indonesia. "Dengan berbagai kompetisi hacker yang sering dimenangi Indonesia, kita bisa bilang: kalau mau cari ahli security, carilah lulusan Indonesia," katanya.