Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Pengaturan Kerja Bukan untuk Rusak Suasana Industri

Kompas.com - 14/07/2008, 21:05 WIB

JAKARTA, SENIN- Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla menyatakan, upayanya mengalihkan hari kerja ke hari libur Sabtu dan Minggu bukan untuk merusak suasana kondusif di sektor industri. Akan tetapi, justru untuk memperbaiki suasana yang terganggu akibat terjadinya pemadaman listrik menyusul defisit daya listrik yang dipasok PT Perusahaan Listrik Negara(PLN).

Pemerintah juga membantah tidak adanya peta jalan dalam pembangunan proyek pembangkit listrik yang kini digalakkan. Dalam 3,5 tahun ini, pemerintah telah berhasil menambah daya listrik hampir 40 persen dengan dana Rp 90 triliun.

Pernyataan itu disampaikan Wapres Kalla saat berbicara seusai penandatanganan Peraturan Bersama Lima Menteri tentang Pengoptimalan Beban Listrik melalui Pengalihan Waktu Kerja pada Sektor Industri di Gedung II Istana Wapres, Jakarta, Senin (14/7) sore, Jakarta.

Penandatangan dilakukan oleh lima menteri, yaitu Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Soeparno, Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil.

Hadir dalam acara itu, Pelaksana Harian Menko Perekonomian Sri Mulyan Indrawati, yang juga Menteri Keuangan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Lutfie, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi dan Ketua Kamar Dagang dan Industri MS Hidayat.   

"Percayalah, pemerintah tidak ingin merusak suasana di sektor Industri dengan adanya pengaturan hari kerja ini. Akan tetapi, justru ingin memperbaiki suasana akibat terjadinya pemadaman listrik. Coba, pernahkah dalam sejarah republik 60 tahun ini membangun daya listrik hampir 40 persen dengan pembangunan proyek listrik dengan dana Rp 90 triliun. Hanya pemerintah ini yang dalam waktu 3,5 tahun menambah cadangan hampir 40 persen. Persoalan kita adalha kebutuhan yang terlalu cepat akan listrik," tandas Wapres.

Menurut Wapres, dalam 100 tahun negeri ini hanya mampu membangun kapasitas daya listrik nasional sampai 26.000 MW. Akan tetapi, pemerintah ini hanya dalam dalam waktu 3,5 tahun mampu menambah cadangan hampir 40 persen. "Tahun depan kita bakal menambah lagi 10.000 MW. Jadi, hampir 100 persen dalam waktu kira-kira enam tahun. Apakah salah cara pemerintah yang sekarang ini? Tidak kan?" tanya Wapres Kalla.

Menurut Wapres Kalla, setelah pengaturan hari kerja bagi industri, pemerintah akan menyusul membuat ketentuan berikutnya untuk pengaturan daya listrik bagi sektor umum lainnya seperti pelanggan rumah tangga, pengelola perhotelan dan gedung mal lainnya agar beban daya listrik bisa merata.

"Kalau dengan Peraturan Bersama ini bisa berjalan dengan baik, kita bisa menghemat sampai 500-600 MW. Saya yakin, jika ini tercapai tidak ada lagi pemadaman listrik, " ujar Wapres Kalla.

Menurut Wapres Kalla, tahun depan mulai Maret, Juni, Juli hingga Desember akan masuk lagi tambahan daya listrik sebesar 2.000 MW bagi PT PLN. "Kalau kita nantinya bisa menghemat 600 MW, total kita punya tambahan 2.600 MW atau sekitar 15 persen. Jika proyek 10.000 MW selesai, maka berarti kita mempunya cadangan sampai 25 persen," tambah Wapres Kalla.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, 'Ruangan' Smart Home dan Serba AI

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, "Ruangan" Smart Home dan Serba AI

Gadget
Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Gadget
Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Gadget
Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

e-Business
Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Gadget
Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Internet
Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Software
Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Software
OpenAI Rilis Fitur 'Memory' di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

OpenAI Rilis Fitur "Memory" di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

Software
Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Gadget
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Gadget
Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com