Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alergi Jangan Dibiarkan!

Kompas.com - 21/10/2008, 15:16 WIB

KESADARAN masyarakat  terhadap penyakit alergi saat ini relatif masih rendah.  Banyak yang menganggap alergi hanyalah penyakit biasa, padahal alergi dapat menimbulkan beban biaya serta ancaman lebih besar bila dibiarkan dan tidak ditangani dengan tepat.

"Walaupun alergi merupakan penyakit umum yang dijumpai di tengah masyarakat, sampai saat ini kesadaran terhadap penyakit ini masih rendah. Padahal, untuk mengatasi alergi diperlukan  penanganan yang tepat sehingga tak menjadi beban dan menimbulkan penyakit lain yang lebih berbahaya," ungkap Dr. dr Iris Rengganis, Sp.PD KAI, ahli dari Divisi Alergi Immunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM dalam media edukasi  'Jangan Abaikan Alergi' yang diselenggarakan Bayer Healthcare di Jakarta, Selasa (21/10).

Dr Iris menerangkan, alergi janggan dianggap sepele karena berpotensi memicu penyakit lain dari mulai yang kronis semisal asma, hingga yang bersifat fatal dan mematikan seperti anafilaksis syok atau Steven Johnson Syndrome yang timbul akibat alergi pada obat.

"Alergi obat ini memang yang paling kita takutkan. Ini memang menjadi dilema dan paling sering ditakuti oleh para dokter," ujarnya. 

Alergi, lanjutnya, juga dapat menimbulkan beban dan biaya yang besar bagi apabila pasien tidak melakukan penanganan yang tepat. "Pertimbangan pengobatan sangat penting karena biaya yang dikeluarkan akan sangat besar bila alergi dibiarkan," ujarnya  

Dalam pengelolaan penyakit alergi, penderita dapat melakukan berbagai upaya mulai dari menghidari pemicu alergi (alergen),  mencari dan mendapatkan informasi tentang alergi lewat kegiatan edukasi dan penyuluhan, mendapat pengobatan yang tepat atau bahkan terapi kekebalan (immunoterapi).

Lebih jauh, Dr Iris menjelaskan bahwa alergi merupakan suatu reaksi menyimpang dari tubuh berkaitan dengan peningkatan kadar imunoglobulin E (Ig E) yang merupakan suatu mekanisme sistem imun.  Alergi adalah penyakit atau kelainan yang tidak menular tetapi kecenderungan seseorang mengalami alergi akan dipengaruhi dua faktor yaitu genetika (keturunan) dan lingkungan sebagai faktor eksternal tubuh.  Hal itu merupakan salah satu penjelasan mengapa terjadi peningkatan peluang mendapat alergi.

"Alergi terjadi karena adanya zat yang menimbulkan reaksi yang disebut alergen.  Alergen dapat masuk dalam tubuh melalui saluran nafas (inhalan), percernaan (ingestan), suntikan (injektan) atau yang menempel pada kulit (kontaktan)," terangnya.

Masuknya alergen ke dalam tubuh, kemudian akan memicu respon kekebalan tubuh (imun) membentuk antibodi  yang berkaitan dengan alergen, dan hal inilah yang merangsang timbulnya reaksi alergi. 

Gejala-gejala alergi bisa berupa gatal-gatal, bersin-bersin, sesak napas dan lain-lain. Jenis alergi pun banyak macamnya. Dua jenis penyakit alergi yang sering dijumpai adalah alergi yang terkait dengan pernafasan seperti asma dan rinitis alergi (bersin dan pilek berulang terutama pada pagi hari) dan penyakit alergi yang terkait dengan kulit seperti urtikaria (gidu-biduran / kaligata), dermatitis atopik (eksem).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com