Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Surabaya Cenderung Setuju Sinagoga Ditutup

Kompas.com - 08/01/2009, 15:15 WIB

SURABAYA, KAMIS — Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono cenderung setuju pada tuntutan Majelis Ulama Jawa Timur dan sejumlah organisasi massa Islam agar menutup Sinagoga Beth Hashem di Surabaya. Beth Hashem adalah satu-satunya rumah ibadah umat Yahudi yang terbuka di Indonesia dan berdiri bahkan sejak negara Indonesia ataupun Israel masih dalam angan-angan.

"Saya belum bisa memberikan sikap karena belum tahu persis masalah ini, tetapi saya bisa memahami sikap banyak pihak karena saya pribadi pun atau siapa pun warga negara ini jengkel dan gemes atas kebrutalan Israel," kata Bambang DH seusai diskusi di kantor redaksi Surya, Surabaya, Kamis (8/1).

Menurut dia, dalam pembukaan UUD Indonesia pun, sudah sana disebutkan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. "Ini Israel sudah menginjak dengan cara-cara yang brutal. Oleh karena itu, ketika banyak pihak emosi, ya saya bisa memahami," katanya.

Bukankah Yahudi di sini sangat minoritas dan selayaknya dilindungi karena mereka toh tidak terlibat membantai bangsa Palestina?

"Mereka (para penuntut penutupan Beth Haseem) kan butuh simbol. Ketika orang menyuarakan sesuatu, mengekspresikan kejengkelannya, sikapnya, butuh simbol. Mungkin nek onok wong Yahudi nek kene (mungkin kalau ada orang Yahudi di sini) dipukuli. Karena tidak ada dan kebetulan ada Sinagoga itu, ya mungkin itu dianggap simbol," sahutnya.

Bagaimana jika para penuntut itu mengirim surat resmi supaya Sinagoga benar-benar ditutup?

"Karena pemerintah ketika akan mengambil kebijakan merujuk ke regulasi yang ada, jadi kalau memang regulasinya memungkinkan, ya mengapa tidak?" tukasnya. Bambang lalu sekali lagi bicara soal kebencian pribadinya atas serangan Israel ke bangsa Palestina di Jalur Gaza.

"Saya pribadi pun jengkel, apalagi kalau kita melihat lewat media elektronik. Warga kota ini emosinya sudah sangat tinggi," katanya. (Yuli Ahmada)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com