Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Lanjutan Gempa di Manokwari

Kompas.com - 08/01/2009, 19:31 WIB

BANDUNG, KAMIS - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meminta pemerintah daerah dan masyarakat setempat mewaspadai munculnya kembali gempa kekuatan besar di Manokwari, Papua Barat. Sebelumnya, dalam dua peristiwa gempa bumi di Papua selalu diikuti gempa bumi lanjutan dengan kekuatan tidak kalah besar.

Menurut Anggota Tim Tanggap Darurat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Supartoyo, Kamis (8/1) di Bandung, potensi gempa lanjutan besar di Manokwari sebagai rangkaian gempa sebelumnya bisa terjadi. Dasarnya adalah dua pengalaman gempa sebelumnya di Papua. Dalam satu tahun terjadi dua kali gempa di daerah yang sama.

Sebelumnya pada 4 Januari 2009, terjadi gempa bumi berkekuatan 7,2 skala Ritcher. Gempa bumi itu diikuti gempa susulan yang pernah mencapai 50 kali dalam satu hari. Rata-rata gempa susulan sebesar 5 skala Ritcher. Hal ini adalah bagian proses Sesar Sorong menemukan kestabilan bentuk.

Pengalaman pertama ketika gempa di Ransiki tahun 2002. Saat itu gempa pertama pada bulan September berkekuatan 6 skala Ritcher. Gempa selanjutnya di bulan Oktober berkekuatan 7,6 skala Ritcher.

Pengalaman kedua, gempa di Nabire dua tahun kemudian juga menujukan tren sama. Pada bulan Febuari, kekuatan gempa mencapai 7 skala Ritcher dan bulan November mencapai 7,1 skala Ritcher.

"Kami berharap hal itu tidak terjadi apalagi dengan kekuatan yang lebih besar. Namun, perlu kewaspadaan tinggi bila memang benar potensi itu terjadi di Manokwari," katanya.

Menurut Supartoyo, kemungkinan besar Tim Tanggap Darurat PVMBG, dalam beberapa minggu ke depan masih memantau keadaan di Manokwari. Meski gempa susulan mulai berkurang tapi alasan tekanan daerah gempa sangat luas, 220 kilometer x 130 Kilometer, maka pendampingan intensif tetap dilakukan. Beberapa hal yang akan dilakukan antara lain laporan bentuk kerusakan hingga rekomendasi geologi daerah bencana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com