Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Kesaksian Philipus

Kompas.com - 13/01/2009, 13:45 WIB

MAKASSAR, SELASA — Salah seorang korban yang selamat dari musibah karamnya KM Teratai Prima, Philipus Parammau (24), meratap sedih di Rumah Sakit Jala Ammari, Lantamal VI Makassar, karena telah gagal menolong anak dan istrinya.
      
"Sebelum kapal tenggelam, saya bersama istri, Yuniati (21), dan anakku, Anggun (1,6), sedang tertidur di dek atas kapal dan pada saat terbangun kondisi kapal sudah miring ke kiri. Saya lalu membangunkan anak istri," katanya, saat diberi perawatan oleh tim medis RS Jala Ammari di Makassar, Selasa (13/1).
     
Philipus, asal Kabupaten Palopo, Sulsel, ditemukan anak buah kapal (ABK) sebuah kapal niaga MV CGL di sekitar perairan Teluk Mandar, Senin (12/1) petang. Saat ditemukan, dia bersama enam penumpang lainnya sudah terapung selama satu hari dua malam.
     
Saat itu, katanya, Minggu sekitar pukul 03.00 Wita, di tengah hujan deras dan angin kencang, KM Teratai Prima yang ditumpanginya bersama sekitar 250 penumpang dan 17 ABK (anak buah kapal) dihantam gelombang setinggi empat meter sebanyak tiga kali.
     
Anjungan kapal terangkat naik, lalu terhempas turun, kemudian lambung kapal oleng ke sebelah kiri. "Kejadiannya hanya berjalan sekitar 10 menit, " tuturnya.
     
Ketika proses kapal tenggelam, dirinya masih sempat menarik istrinya dan anaknya, kemudian berpegangan di besi bagian kanan kapal sebelum kapalnya tenggelam.
     
"Pada saat kapal sudah mulai tenggelam, anak istri saya terlepas dariku sehingga keduanya langsung terjatuh dan menghilang seketika," ujarnya meratapi anak istrinya yang masih belum diketahui keberadaanya.
     
Setelah itu, sambungnya melintas sebuah bambu dan diraihnya untuk dijadikan alat pengapung. "Karena bambu itulah saya masih bisa bertahan, saya terapung selama sehari dua malam sambil menantikan sebuah kapal yang lewat," ujarnya.
     
Sekitar pukul 11.00 WITA (12/1) mereka bertujuh ditemukan oleh ABK kapal MV CGL, lalu dievakuasi ke Majene, Sulbar, selanjutnya  dibawa lagi ke Parepare sebelum dievakuasi ke RS Jala Ammari.
     
Kapal KM Teratai Prima berbobot 747 GT tenggelam di Perairan Tanjung Batutoro, Sendana, Kab Majene, Sulawesi Barat, dalam pelayaran dari Parepare menuju Samarinda. Sebelumnya dilaporkan, kapal naas itu berangkat dari pelabuhan Parepare, Sabtu pukul 17.00 WITA. Selain penumpang, kapal juga memuat sekitar 200 ton kargo.
     
Sejauh ini, sudah 35 orang berhasil ditemukan dalam kondisi selamat dan seorang di antaranya tewas, sedangkan sisanya, lebih dari 200 penumpang lainnya, masih dalam pencarian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com