Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mobile Advertising

Mobile Advertising, Bisnis Baru Operator? (Sebuah Studi Literatur)

Kompas.com - 29/09/2010, 11:17 WIB

            Blog.buzzcity.com menyebutkan pula demografi berdasarkan usia para pengakses internet mobile. Di kawasan Asia Pasifik, pengguna umur 20 hingga 25 tahun adalah yang terbesar (34 persen), disusul umur 25 – 30 tahun (24 persen). Sementara pengguna usia 15-20 tahun sebesar 15 persen, sisanya yang 14 persen dari usia 30-35 tahun.

           

RAGAM MOBILE AD

            Ini adalah cara beriklan baru yang paling presisi untuk menentukan target. Produsen ingin melakukan pendekatan yang lebih pasti dan terjamin kepada konsumen yang menjadi segmennya.

Calvin Klein “menembak” para pengguna ponsel lewat program CKIN2U. Konsumen ditawari produk baru dengan cara beli satu dapat dua. Itu pun masih ditambah iming-iming hadiah berupa ipod. Agar tak sekadar promosi semata, software dalam format splash itu disertai akses untuk memilih beraneka macam wallpaper. Kesannya, ya jualan, ya bagi gratis aplikasi. Agar promosi ini tersebar dari konsumen ke konsumen lewat metode “words of mouth” diberikan pula opsi untuk pengiriman (send) ke konsumen lain. Barangkali memang ada kawan yang cinta produk CK.

            Sementara Burger King, si raja burger itu, menggandeng Maroon 5, grup pop rock asal Amerika dalam salah satu lagunya untuk promo. Ketika lagu band ini masuk di toko musik digital salah satu produk ponsel, secara otomatis Burger King pun tampil pula di sana. Kolaborasi Burger King – Maroon 5 adalah kreativitas marketing yang dikemas dalam format lain.

            Contoh lain yang dilakukan oleh Nintendo lewat gim Mario Bros.-nya. Diam-diam ketika Anda bermain gim fenomenal ini, tampak brand Coca Cola lengkap dengan kalengnya di layar. Lalu, melintas pula balon terbang bertuliskan Good Year.

            Gerai kopi internasional, StarBucks, menebar MMS yang berisi promosi produk baru dan calon pembelinya bakal mendapat gratis kopi late. Syaratnya cukup menunjukkan MMS yang berisi kode QR ke kafe StarBucks. Cara serupa dilakukan McDonalds yang malah disertai foto burger yang supertebal.

            Kreativitas tentulah terus bertumbuh seiring dengan makin munculnya berbagai aplikasi dan layanan digital dalam bentuk social networking maupun LNS (Location Network Services) seperti Korpol, FourSquare, dan lan-lain.

            Munculnya perusahaan seperti BuzzCity kian mendorong perolehan iklan, khususnya lewat aplikasi yang kian menjamur lantaran semakin banyaknya application store dengan berbagai ragam platform. Perusahaan yang bermarkas di Singapura ini menawarkan iklan dalam bentuk banner untuk dipasang di aplikasi buatan para pengembang. Para pemasang iklan mendapat kepastian target yang mereka minta dari BuzzCity. Misalnya berdasarkan negara, pekerjaan, jenis ponsel, sistem operasi ponsel, jenis kelamin, dan lainnya. Sementara pengembang aplikasi akan memperoleh tambahan pendapatan dari iklan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com