Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Teror Bom Buku

Kurir Paket Bom Buku Masih Ditelusuri

Kompas.com - 16/03/2011, 10:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak kepolisian akan fokus menyelidiki orang yang mengantarkan paket buku berisi bom ke tiga alamat berbeda di Jakarta, Selasa (15/3/2011). Keterlibatan jasa pengiriman masih diselidiki petugas.

"Kurir paket masih ditelusuri, termasuk dugaan keterlibatan jasa pengiriman. Kami juga akan lihat apakah ada di rekaman CCTV," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, di Jakarta, Rabu (16/3/2011).

Paket bom pertama dikirim ke Komunitas Utan Kayu dan ditujukan untuk aktivis Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar-Abdalla. Bom kedua dikirim ke rumah Ketua Umum Pemuda Pancasila Yapto S Soerjosoemarno. Bom ketiga ditujukan kepada Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional Komjen Pol Gorries Mere dan dikirim ke Kantor BNN di Jakarta.

Hingga saat ini polisi sudah memeriksa 11 saksi, tapi mengaku belum bisa mengidentifikasi kurir paket bom tersebut.  "Paket bom tidak akan meledak kalau tidak dibuka. Dua tempat penerima bom setelah Utan Kayu bisa dijinakkan karena penerima paket memperlakukan kiriman tersebut agar jangan diganggu dan jangan dibuka sebelum ditangani tim Gegana Polri," ucapnya.

Saat ini, tiap Kepala Polres di lokasi penerima paket bom sudah menurunkan pasukan pengaman khusus. Kepolisian juga sudah meningkatkan aktivitas untuk melaksanakan razia dengan sasaran tertentu.

"Sasaran razia ditentukan oleh Kapolres. Misalnya, Kapolres menentukan razia pada kendaraan jenis apa dan bernomor polisi apa, nanti itulah yang akan dirazia oleh petugas. Yang pasti, kita berupaya menciptakan situasi keamanan ibukota yang kondusif," ujar Baharudin.

Ditanya lebih jauh soal kaitan antara tiga orang yang mendapat kiriman paket bom, Baharudin enggan berspekulasi. Polisi, kata dia, hanya ingin menyampaikan fakta empiris di lapangan, yakni benar kalau paket bom itu dikirimkan dalam bentuk buku.

"Kepolisian tidak bisa memprediksi, hanya sampaikan fakta empiris. Fakta empiris itu diserahkan dalam bentuk buku," jelas Baharudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com