Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siapa Mr A?

Priyo: Demokrat Sebaiknya Introspeksi

Kompas.com - 03/06/2011, 10:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengatakan, pihaknya tak ambil pusing soal tudingan Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan yang menuding seorang politikus berinisial A di balik kekisruhan internal yang mendera partainya. Ciri-ciri politikus berinisial A ini kemudian berkembang, yaitu tokoh eksternal partai, berasal dari partai kawakan, dekat dengan Partai Demokrat, bermodal besar, dan tergabung dalam koalisi parpol pendukung pemerintah.

”Ha-ha-ha... inisial ’A’ itu bisa Anas Urbaningrum, Aburizal Bakrie, Akbar Tanjung, atau A Priyo Budi Santoso,” ujar Priyo sambil tertawa, ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (3/6/2011).

Priyo menegaskan, Partai Golkar tidak terkait sama sekali dengan persoalan internal yang tengah mengimpit partai pemenang Pemilu 2009 tersebut. Sebaliknya, Golkar turut prihatin dengan permasalahan yang tengah dihadapi Demokrat. Namun, Priyo, yang juga Wakil Ketua DPR, meminta Demokrat tak mencari kambing hitam atas persoalan yang menerpa partainya.

”Ada baiknya Partai Demokrat introspeksi diri. Jangan melempar kesalahan kepada orang lain. Golkar berharap Partai Demokrat bisa segera menyelesaikan persoalannya,” kata Priyo.

Priyo juga mengaku prihatin dengan beredarnya SMS gelap berantai akhir pekan lalu, yang berisi tudingan terhadap elite Demokrat, termasuk Susilo Bambang Yudhoyono. Ia menyebut hal tersebut merupakan cara berpolitik yang  tidak etis. Namun, Priyo mengatakan, tak menutup kemungkinan hal tersebut dilakukan oleh kader Partai Demokrat. ”Motifnya bisa sakit hati atau memang ingin mengadu domba,” katanya.

Inisial Mr A pertama kali dilontarkan oleh Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan pada Rabu lalu. Mr A ini, lanjut Ramadhan, berusaha menjalankan niatnya menyerang Demokrat dengan menggunakan orang dalam Demokrat. Menurutnya, Partai Demokrat selama ini sudah merasakan adanya serangan-serangan itu ke dalam tubuh partai itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com