SAMPIT, KOMPAS.com — Tujuh jemaah haji plus asal Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), telantar di Jakarta dan tidak bisa berangkat ke tanah suci Mekkah Al-Mukarramah.
Ketua DPRD Kotim, Jhon Krisli, saat mengunjungi tujuh jemaah haji itu di penampungan Wisma TNI AU, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (31/10/2011), mengatakan, hingga Senin sore ini mereka masih berada di penampungan dan belum berangkat ke Mekkah.
Para jemaah haji plus yang berangkat menggunakan jasa travel Sahrul Gunawan (SG) itu ada 15 orang. Namun, dalam pemberangkatan, mereka terbagi menjadi dua kelompok, yaitu tujuh orang berada di Jakarta dan delapan orang lainnya masih di Sampit, menunggu kepastian berangkat.
Ketujuh jemaah haji itu sudah empat hari berada di tempat penampungan, dan belum ada tanda-tanda diberangkatkan ke tanah suci Mekkah.
"Kondisi itu kami ketahui karena kebetulan ada rekan anggota Dewan, yaitu Supian HAS yang juga akan berangkat ke Mekkah. Namun, ternyata tidak ada kepastian, kapan berangkat dari pihak agen travel penyelenggaran perjalanan," kata Jhon Krisli.
Berdasarkan keterangan dari pihak penyelenggara perjalanan, yaitu SG Travel, jemaah yang telantar tidak hanya dari Kotawaringin Timur. Ada pula dari daerah lain. Total ada 104 orang yang berasal dari seluruh Indonesia.
Menurut Krisli, para jemaah tersebut terancam batal berhaji karena sudah habisnya kuota yang disediakan Pemerintah Arab Saudi.
Para jemaah yang kecewa dengan pelayanan agen pejalanan tersebut akhirnya mengungkapkan kekesalan mereka dengan mengadukan hal tersebut ke Ketua DPRD Kotim yang kebetulan berada di Jakarta.
Mereka menuntut ganti rugi dan agar uang setoran mereka bisa dikembalikan karena tidak jadi berangkat menunaikan rukun Islam kelima musim haji 1432 Hijriah.
"Sebelumnya setiap calon haji diwajibkan menyetor uang sebesar Rp 82 juta lebih. Karena itu, kami berharap pihak travel bertanggung jawab dan bisa segera memberi kepastian, atau memenuhi tuntutan ganti rugi para jemaah," terangnya.
Sumber: Antara