KOMPAS.com - Sulit menentukan bagaimana sikap perusahaan menghadapi isu keamanan Cloud Computing. Di satu sisi ada optimisme, tapi di sisi lain keamanan tetap jadi kekhawatiran utama.
Setidaknya demikian yang tercantum dalam survei State of Cloud Survey 2011 di Asia Selatan yang dilakukan Symantec. Di satu sisi, 84 persen responden menganggap perpindahan ke cloud tak akan memberi dampak pada keamanan atau bahkan memperbaiki keamanan. Tapi di sisi lain, isu-isu keamanan tetap jadi kekhawatiran utama dan meraih skor di atas 50 persen untuk semua isu utama.
Anil Chakravarthy, senior vice president, Storage and Availability Management Group, Symantec, mengatakan optimisme para perusahaan di Asia Selatan dibarengi kekhawatiran. "(Mereka) khawatir bahwa layanan komputasi awan menghadirkan banyak risiko seperti ancaman malware dan pelanggaran data dari penggunaan tidak sah di sistem berbasis cloud," ujarnya.
Beberapa isu keamanan yang jadi perhatian utama adalah: penyebaran program jahat (58%), pencurian data oleh hacker (57%), jalur berbagi data yang tidak aman (57%), penggunaan cloud secara tidak sah untuk hal-hal jahat (56%) dan kebocoran data (56%).
Survei dilakukan terhadap 5.300 responden di 38 negara secara global. Untuk Asia Selatan, ada 1.100 responden dari negara-negara yang mencakup Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Vietnam, Filipina dan India. Cloud Computing yang dimaksud meliputi Public and Private Software-as-a-Service, Hybrid Infrastructure or Platform-as-Service, serta Public dan Private Infrastructure atau Platform-as-a-Service.
Hasil lain dari survei itu menunjukkan adanya jurang antara harapan dengan kenyataan. Contohnya, sebanyak 82 persen perusahaan berharap cloud computing bisa meningkatkan kemudahan mengalokasikan sumber daya komputasi. Kenyataannya, hanya 45% yang mengatakan bahwa ini benar terjadi.
Symantec menyarankan perusahaan untuk mulai merangkul cloud computing. Hal ini bisa dilakukan secara bertahap dengan pertimbangan yang bijak dan terukur.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.