Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Berminat Pelajari Pesawat Siluman AS di Iran

Kompas.com - 09/12/2011, 10:42 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com - Pesawat mata-mata tak berawak RQ-170 Sentinel disebut-sebut sebagai salah satu pesawat paling canggih Amerika Serikat. Dioperasikan oleh CIA, Sentinel seharusnya menjadi "mata di langit" yang tidak terdeteksi alias siluman. Namun, Iran berhasil "membajaknya" saat pesawat itu terlalu dalam masuk wilayah udaranya.

Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizadeh, kepala unit antariksa Garda Revolusi Iran, mengatakan Iran "menyadari betul informasi teknologi tak ternilai" yang bisa diperoleh dari pesawat itu.

Sebelumnya, pihak Pentagon mengatakan kekhawatiran mereka soal kemungkinan Iran mengambil informasi tentang teknologi tersebut.

Bukan hanya Iran yang bisa mempelajari kehebatan pesawat itu. Rusia dan China dilaporkan langsung meminta izin pemerintah Iran untuk melihat dari dekat aset intelijen paling canggih itu.

Pesawat dengan panjang 27,43 meter dan tinggi (di atas roda) 1,82 meter itu mulai dioperasikan pada 2009. Sentinel mampu mencegat komunikasi dan mengambil gambar. Berbeda dengan pesawat mata-mata tanpa awak lain yang dioperasi oleh CIA, seperti Predator dan Reaper, Sentinel tidak dilengkap senjata. Jadi satu-satunya tugasnya adalah pengintaian.

Jika Rusia dan China diizinkan memeriksa Sentinel, tujuan mereka bisa adalah untuk mengidentifikasi teknologi canggihnya, lalu menirunya.

Pakar pesawat tanpa awak dari Royal United Service Institute, Inggris, Elizabeth Quintana, berpendapat, ketertarikan China dan Rusia terutama pada kemampuan pesawat itu menghindari deteksi radar.

"Teknologi siluman" juga digunakan oleh pesawat-pesawat tempur "generasi kelima" milik angkatan udara AS, yakni F-22 Raptor.

"China dan Rusia berusaha menandingi jet-jet tempur generasi kelima AS. China sangat ingin meniru apapun teknologi AS dan mereka sudah melakukan sejumlah lompatan," kata Quintana kepada Daily Telegraph, Kamis (8/12/2011).

Mereka juga akan mempelajari sensor yang dimiliki RQ-170, yang bisa mengamati areal yang luas, tanpa terdeteksi di ketinggian 50.000 kaki. Kedua negara itu juga berfokus pada kemampuan "menguping" Sentinel dan sistem misi yang memungkinan pesawat itu dipandu dan dikendalikan.

Pada 2001, China berhasil menahan pesawat pengintai P-3 Orion yang digunakan angkatan laut AS. Pesawat itu jatuh akibat bertabrakan di udara. Dengan menguasainya, China berhasil membuat langkah-langkah antisipasi terhadap sistem pengamatan oleh Orion. AS pun terpaksa meningkat kemampuan semua armada Orion.

Quintana berpendapat, Amerika pasti khawatir dengan kemungkinan "hal sama terjadi" dengan Sentinel. Sudah menjadi "prosedur standard" bagi militer AS untuk mengambil kembali atau menghancurkan pesawat yang jatuh. Dalam kasus Sentinel, rupanya pesawat itu terlalu jauh memasuki Iran sehingga operasi itu tidak mungkin dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Atur Margin dan Ukuran Kertas di Google Docs

Cara Atur Margin dan Ukuran Kertas di Google Docs

Software
Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

e-Business
Jadwal Maintenance 'Honkai Star Rail' Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Jadwal Maintenance "Honkai Star Rail" Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Game
'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

"PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

Game
Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

e-Business
Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 'Supplier' Produk Apple

Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 "Supplier" Produk Apple

e-Business
Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

e-Business
Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Software
Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Gadget
Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi 'Tuan Rumah Kehormatan' di Tengah Ancaman Pemblokiran

Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi "Tuan Rumah Kehormatan" di Tengah Ancaman Pemblokiran

e-Business
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Plus Vs Samsung Galaxy S24 Ultra

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Plus Vs Samsung Galaxy S24 Ultra

Gadget
Blackview BL9000 Pro Meluncur, Ponsel Tangguh dengan Pendeteksi Panas Tubuh

Blackview BL9000 Pro Meluncur, Ponsel Tangguh dengan Pendeteksi Panas Tubuh

Gadget
Cara Login WhatsApp Tanpa Kode Verifikasi dengan Mudah dan Cepat

Cara Login WhatsApp Tanpa Kode Verifikasi dengan Mudah dan Cepat

Software
Bocoran Gadget Baru yang Rilis di Apple Event Nanti Malam, Ada iPad Pro?

Bocoran Gadget Baru yang Rilis di Apple Event Nanti Malam, Ada iPad Pro?

Gadget
Kena Tipu, Penjual Bitcoin Rugi Rp 1 Triliun

Kena Tipu, Penjual Bitcoin Rugi Rp 1 Triliun

Internet
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com