Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Dianggap Jual "Kavling Frekuensi" Terlalu Murah

Kompas.com - 04/01/2012, 16:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dianggap menjual "kavling" spektrum frekuensi 3G dengan harga yang terlalu murah. Potensi yang hilang hampir mencapai Rp 350 triliun.

Kerugian itu adalah versi Center for Indonesian Telecommunications Regulation Study (Citrus). Pendapat ini disampaikan oleh Direktur Citrus Asmiati Rasyid dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (4/1/2011).

"Harga satu blok spektrum di Indonesia hanya Rp 160 miliar. Sementara India saja sudah menjual satu blok spektrum seharga Rp 31,14 triliun," ujarnya.

Hasil studi yang dilakukan Citrus, pihaknya mengusulkan harga satu blok spektrum mencapai Rp 5 triliun. Hal itu dihitung berdasarkan nilai produk domestik bruto dan daya beli masyarakat.

Berikut perhitungan Citrus tentang potensi pendapatan negara dari spektrum (telekomunikasi, bukan termasuk broadcasting dan satelit):

 Spektrum  Bandwidth yang diberikan  Potensi
 900/1800/2100MHz   300MHz  Rp 150 triliun
 2,3GHz  30MHz  Rp 15 triliun
 2,6GHz  150MHz  Rp 50 triliun
 3,3GHz  100MHz  Rp 75 triliun
 450/850MHz  45Mhz  Rp 22,5 triliun
 1900MHz  10MHz  Rp 5 triliun
 2,5-2,6GHz  60MHz  Rp 30 triliun
   Total  Rp 347,5 triliun

Patut diingat bahwa perhitungan di atas adalah atas asumsi-asumsi dari Citrus. Perhitungan yang digunakan oleh pihak lain, termasuk oleh pemerintah, akan memiliki perbedaan.

Keputusan Bersama

Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemkominfo Gatot S Dewa Broto saat dihubungi terpisah mengatakan pemerintah menetapkan harga frekuensi 3G per blok berdasarkan keputusan bersama antara Kemkominfo dan Kementerian Keuangan.

Sehingga, ujarnya, tidak ada keputusan sepihak antara pemerintah dengan para operator yang menggunakan frekuensi tersebut.

"Harga itu relatif. Tahun sebelumnya, masih ada beberapa operator yang protes karena harga frekuensi per blok dinilai terlalu mahal. Tapi juga tidak bisa dibandingkan dengan harga frekuensi di India, tidak bisa disamaratakan seperti itu," tambah Gatot.

Pemerintah juga tidak ingin bahwa operator bakal dijadikan "sapi perah" untuk mendapatkan pendapatan tinggi yang diperoleh dari penjualan frekuensi 3G.

Setidaknya, dengan harga saat ini, pemerintah sudah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan sudah diinformasikan kepada operator.

Bahkan, lanjutnya, pihak operator sendiri tidak keberatan dengan harga frekuensi per blok yang saat ini sebesar Rp 320 miliar. "Itu sudah harga moderat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com