SEOUL, KAMIS -
Istana itu juga menjadi tempat bersemayam ayah Jong Il, pendiri Korut, Kim Il Sung, sejak tahun 1995.
Selain itu, upaya pengabadian Jong Il juga dilakukan dengan cara mendirikan satu lagi
Jong Il meninggal dunia pada 17 Desember 2011 akibat sakit jantung. Kekuasaannya diwariskan kepada putra bungsu dari istri ketiganya, Kim Jong Un, yang masih berusia muda.
Seperti Il Sung yang digelari ”Presiden Abadi” oleh partai politik berkuasa, Jong Il juga diberi gelar ”Pemimpin Abadi” .
Jika hari lahir Il Sung diperingati sebagai ”Hari Sang Mentari”, hari kelahiran Jong Il juga diperingati sebagai hari besar Korut dengan sebutan ”Hari Sang Bintang Bersinar”.
Sementara itu, di Tokyo, Jepang, kakak kandung Jong Un dari ibu berbeda, Kim Jong Nam, menyebut adiknya hanya dipakai menjadi simbol oleh para elite berkuasa di Korut untuk melestarikan kekuasaan mereka.
Kepada harian Tokyo Shimbun, dia mengatakan, setiap orang yang berpikiran normal akan kesulitan menoleransi kekuasaan pemerintahan yang diwariskan kepada tiga generasi.
”Saya mempertanyakan bagaimana bisa dia (Jong Un) yang masih sangat muda dan hanya ditraining menjadi penerus mampu mewarisi kekuasaan seabsolut itu. Sepertinya para elite yang dulu mendukung ayah saya berniat menjadikannya simbol,” ujar Jong Nam dalam surat elektroniknya kepada harian tersebut.(AFP/AP/DWA)