Chelsea lolos ke final Liga Champions dengan agregat 3-2 dari Barcelona. ”The Blues” unggul 1-0 di Stamford Bridge dan bermain 2-2 di Nou Camp dalam putaran kedua semifinal Liga Champions, Rabu (25/4). Chelsea akan menghadapi pemenang semifinal antara Real Madrid dan Bayern Muenchen.
Chelsea kembali menurunkan 11 pemain seperti di putaran pertama dan tetap bertahan ketat. Mereka tidak berniat menguasai bola. Senjata mereka adalah serangan balik yang sangat cepat.
Pelatih sementara Chelsea, Roberto Di Matteo, mempertahankan tiga gelandang di depan empat pemain bertahan. Namun, strategi ini sempat berantakan setelah dua bek tengah Chelsea harus meninggalkan lapangan. Gary Cahill cedera lutut di menit ke-12 dan diganti oleh bek sayap Jose Bosingwa.
Petaka benar-benar menghampiri ”The Blues” saat kapten John Terry diusir wasit asal Turki, Cuneyt Cakir, karena dengan sengaja membenturkan lututnya ke sisi belakang lutut Alexis Sanchez di menit ke-37. Tindakan konyol itu terjadi saat bola mati, dua menit setelah Busquets menjebol gawang Chelsea.
Keberuntungan seolah berpihak kepada Barcelona. Gol kedua Barca pun tercipta 13 menit kemudian. Gol Iniesta yang membawa Barca unggul 2-0 itu seperti membuka lebar keran gol Barca.
Chelsea nyaris tidak punya harapan untuk lolos ke final. Barcelona mendikte permainan. Namun, situasi berbalik setelah Ramires mencetak gol pada tambahan waktu menjelang jeda.
Satu-satunya pemain Chelsea yang memiliki kecepatan transisi menyerang ini meneruskan umpan terobosan Frank Lampard. Ramires melesat, menembus pertahanan Barca, dan dengan tenang mencungkil bola melewati kepala Victor Valdes yang maju, meninggalkan gawangnya tidak terjaga.
”Ramires membawa mereka (Chelsea) kembali ke dalam pertandingan,” ujar mantan pemain bertahan tim nasional Inggris, Danny Mills.