Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lindungi Data Komputasi Awan

Kompas.com - 30/06/2012, 08:57 WIB

Oleh: Nawa Tunggal

Eva Chen memulai konferensi media dengan sejarah kertas yang ditemukan Cai Lun (50-121 Masehi). Sejumlah pengetahuan tersebar dengan kertas. Kini, informasi menyebar lewat internet. Masuk akal kalau melahirkan bisnis baru: perlindungan keamanan informasi dan data di internet.

Desember 2010, serangan lewat internet diarahkan ke fasilitas pengelola nuklir Iran. Aktivitas serangan itu berpotensi mengganggu keamanan secara global,” kata Eva Chen, Pejabat Eksekutif Tertinggi (Chief Executive Officer/CEO) Trend Micro, dalam konferensi media di Taiwan pertengahan April 2012.

Chen turut mendirikan perusahaan Trend Micro tahun 1988 di New York, Amerika Serikat. Perusahaan tersebut menawarkan jasa solusi keamanan informasi digital dan kini berpusat di Tokyo, Jepang.

Solusi keamanan informasi digital meliputi perlindungan secara fisik, virtual, dan sistem komputasi awan. Ada lima modul perlindungan dikembangkan Trend Micro, yaitu perlindungan aplikasi web, firewall, antivirus, pemantauan log pengamanan, dan pemantauan file secara terintegrasi.

Perlindungan pada komputasi awan dilakukan secara berlapis. Mulanya seperti identifikasi serangan dengan pemantauan kamera. Jika serangan masih berlanjut, ada sistem peringatan. Kalau serangan terus berlanjut, dilancarkan aksi penangkalan.

Chen tidak bersedia merinci program perlindungan yang dilakukan perusahaannya. Hal ini supaya tidak menampakkan titik-titik lemah perlindungannya.

Perusak dan pencuri

Semula, tahun 1982, pengguna komputer sangat berhati-hati dalam menggunakan disket. Saat itu disket disinyalir sebagai penyebar virus komputer yang mampu merusak, mengacaukan, atau menghilangkan program dan data.

Sekarang virus tidak hanya menyebar melalui disket atau perangkat keras komputer, tetapi lewat jaringan internet. Hal itu berlangsung sejak tahun 1987-1988. Kini berkembang menjadi perusak dan pencuri data untuk berbagai kepentingan. Serangan yang menghilangkan program dan data bisa menimbulkan kerugian tak ternilai.

Teknologi komputasi berbasis internet berkembang cepat. Tahun 2007-2008 mulai didengar istilah cloud computing (komputasi awan). Komputasi awan dengan paradigma informasi tersimpan permanen di server (penyedia) yang bisa disewa, hanya data yang hendak digunakan yang disimpan sementara di komputer pengguna.

Perangkat komputer dikembangkan kian hari kian mini. Tetapi, kapasitas untuk menyajikan informasi dari internet menjadi hampir tak terbatas.

Komputasi awan memiliki infrastruktur kompleks. Pengguna dapat mengakses untuk meraih berbagai informasi yang dibutuhkan. Tetapi, sebagian besar pengguna tidak mengetahui apa yang ada di dalamnya. Juga tidak mengetahui siapa saja ahli yang mengemas informasi.

Pengguna juga tidak memiliki kendali terhadap infrastruktur komputasi awan. Hal-hal itu sebagai kelemahan ketika dikaitkan persoalan jaminan keamanan data.

Chen menuturkan, cyber attack (serangan melalui internet) terus menjadi ancaman. Setelah serangan pada fasilitas nuklir Iran, tercatat berbagai serangan yang mengakibatkan kebocoran data berbagai institusi ataupun data individual.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com