Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewi Ivo, Terus Mencari Tantangan

Kompas.com - 02/07/2012, 09:38 WIB

Sebagai presiden direktur sekaligus pemilik saham VNC, Dewi dituntut memahami persoalan bisnis ritel, termasuk isu perpajakannya. Justru setelah VNC berkembang baik, Dewi memutuskan melepas perusahaan itu. Kali ini, ia memilih menekuni bisnis properti yang sudah lama menarik perhatiannya.

Ia berkenalan dengan sektor properti dengan membangun sendiri tiga rumah yang gambarnya sudah ia tawarkan kepada calon pembeli. Tahap berikutnya, bertambah delapan rumah di Kemang yang ia bangun. Dewi pun menyewa rumah-rumah dalam jangka lima dan 10 tahun di kawasan elite seperti Kebayoran Baru untuk ia renovasi dan ia sewakan lagi.

Soal aturan dan perizinan bangunan sampai ribetnya berurusan dengan tukang bangunan jadi ilmu baru buat Dewi. Dari semula bekerja sendiri, pada 2009, Dewi membangun perusahaan properti yang meliputi tim konsultan, pengembang, dan pemasaran. Proyek yang dipasarkan pun tidak hanya yang dibangun perusahaannya sendiri, tetapi juga mitra pengembang.

Meski begitu, sebagai mitra pemasaran, Dewi mengharuskan dirinya untuk memahami benar produk yang ia jual. ”Kalau klien saya punya keluhan, saya harus bisa mendudukkannya dengan pemegang keputusan di perusahaan pengembang. Itu karena yang saya jual adalah kepercayaan dan saya melakukannya secara personal pada setiap klien,” ujar Dewi yang sedang membangun kawasan vila hunian di Bali.

Memberontak
Kegemaran Dewi bekerja sudah tampak sejak remaja. Saat itu, bekerja lebih dikarenakan konsekuensi dari sifat keras kepala dan pemberontakan pada orangtua. Putri ke-10 dari 11 anak artis kenamaan Ivo Nilakreshna ini bersekolah di Singapura dari SD hingga tamat SMA. Ia tinggal bersama sang ayah, mendiang Supli Ambri di sana.

”Kelas dua SMA saya kabur tiga bulan dari rumah karena kesal sama ayah. Waktu itu saya bertekad harus bisa cari duit sendiri. Jadi saya kerja jaga loket tiket feri, tiga jam setiap hari sampai tamat SMA.”

Lepas SMA, Dewi menolak tawaran kuliah ke Swiss dari sang ayah karena tergila-gila main jet ski di Jakarta. Konsekuensinya, Dewi pun harus membiayai hidupnya sendiri. Mulailah ia bekerja sebagai pegawai humas di kafe, merangkap agen penjual asuransi, sekaligus kuliah diploma.

Ternyata, itulah jalannya menuju karier profesional. Bekal lainnya adalah doa dan nasihat orangtua. Dewi memandang sosok ibunya, Ivo Nilakreshna, penyanyi populer era awal 1960-an, sebagai orang yang ia kagumi.

”Lepas dari kisah cintanya yang up and down, ibu saya itu orang yang tidak pernah mendendam. Dia bukan hanya artis, tetapi juga pengusaha yang menghidupi begitu banyak anaknya. Kata dia, jadi perempuan pengusaha itu enggak gampang, harus bisa menyimpan emosi di saku.”

Tidak tertarik berkarier di dunia tarik suara seperti Ivo Nilakreshna? ”Maunya sih bisa nyanyi, tetapi enggak deh, pas-pasan nih....”

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com