Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali, Sinyal Bluetooth Bisa Dikirim ke Satelit 600 Km di Orbit

Kompas.com - 08/05/2024, 08:01 WIB
Ristiafif Naufal,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bluetooth biasanya hanya memiliki jangkauan beberapa meter. Namun, baru-baru ini ada terobosan yang memungkinkan sinyal wireless jarak dekat tersebut ditransmisikan ke luar angkasa, hingga ratusan kilometer jauhnya. 

Pencapaian itu dilakukan oleh perusahaan teknologi antariksa bernama Hubble Network. Lewat laman resminya, Hubble Network mengumumkan telah sukses membuat koneksi Bluetooth dari Bumi ke satelit yang berjarak 600 km untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Lewat misi “Rideshare Transporter-10” di Pangkalan Luar Angkasa Vanderberg pada 4 Maret lalu, Hubble Network meluncurkan dua satelit yang masing-masing dibekali dengan chip Bluetooth 3,5 mm. Satelit tersebut berhasil menerima sinyal Bluetooth dari stasiun di Bumi.

Baca juga: Asal Mula Nama Bluetooth yang Terinspirasi dari Raja Viking

Menurut Hubble Network, awalnya banyak pihak skeptis sinyal Bluetooth bisa mengarungi angkasa luar dalam jarak sangat jauh. Namun, CEO Hubble Network Alex Haro mengatakan pihaknya dapat mematahkan skeptisisme tesebut.

"Dengan menunjukkan bahwa kami bisa mengirim sinyal secara langsung dari chip Bluetooth dan menerimanya di ruang angkasa sejauh 600 km. Kami telah membuka berbagai kemungkinan baru," sebut Haro dalam laman Hubble Network.

Satelit-satelit yang mengorbit di atas Bumi itu bisa menerima sinyal Bluetooth berkat antena phased array yang teknologinya sudah dipatenkan oleh Hubble Network. Antena tersebut bekerja layaknya "kaca pembesar" untuk sinyal radio Bluetooth dari satelit ke Bumi dan sebaliknya.

Sebenarnya masih ada persoalan efek Doppler yang mengharuskan modulasi frekuensi agar bisa mencapai satelit yang mengorbit dengan kecepatan tinggi, tapi masalah ini pun diklaim sudah bisa diatasi oleh Hubble Network. 

Incar pasaran IoT

Hubble Network sendiri adalah perusahaan startup yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat. Pendirinya adalah Alex Haro (co-founder Life360), Ben Wild (founder Iotera, perusahaan GPS tracking), dan engineer antariksa John Kim, pada 2021.

Haro dan Wild mencetuskan ide pelacakan satelit berbasis teknologi Bluetooth. Upaya mereka didukung oleh pendanaan senilai 20 juta dollar AS (Rp 320,5 miliar) dalam fundraising Series A pada Maret 2023, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Tom's Hardware, Rabu (8/5/2024).

Tujuan akhir dari teknologi Bluetooth via satelit dari Hubble Network adalah penetrasi pasaran perangkat Internet of Things (IoT) berbasis koneksi nirkabel tersebut. Satelit bakal memungkinkan perangkat-perangkat IoT Bluetooth di seluruh dunia bisa diakses dengan mudah.

Baca juga: Cara Memperbaiki Gangguan Koneksi Bluetooth Android

Sebab, perangkat-perangkat IoT selama ini bergantung pada koneksi internet via Wi-Fi atau seluler. Misalnya, perangkat smarthome jadi tak berguna apabila jaringan Wi-Fi tumbang, lalu perangkat kilang minyak membutuhkan koneksi dengan daya besar untuk mentransmisikan data.

Dengan teknologi Bluetooth satelit Hubble Network, masalah-masalah tersebut bisa diatasi. Bonusnya, teknologi Bluetooth juga hanya membutuhkan sedikit daya sehingga turut menghemat energi. 

"Bayangkan cakupan global yang 20 kali lebih hemat baterai, dan biaya operasionalnya lebih rendah hingga 50 kali. Ini bukan hanya peningkatan, tapi sebuah transformasi," tulis Hubble Network di situsnya.

Hubble Network mengeklaim teknologi Bluetooth satelitnya bisa digunakan dengan perangkat Bluetooth manapun lewat sebuah "update software'.

Namun, cara kerjanya tak dijelaskan lebih jauh, misalnya menyangkut "update sofware" apa yang dimaksud dan apakah diperlukan perangkat keras lain, mengingat antena perangkat Bluetooth biasanya juga berdaya rendah. 

Bangun konstelasi di angkasa

Saat ini Hubble Network baru memiliki dua satelit di orbit. Rencananya, satelit ketiga dan keempat akan menyusul mengorbit pada Februari 2025 lewat misi Transporter-11 dan -13 oleh SpaceX. Keempat satelit akan membentuk "konstelasi beta" untuk sejumlah pelanggan beta.

Konstelasi beta tersebut diharapkan bisa menyediakan koneksi Bluetooth sebanyak setidaknya satu kali sehari untuk pelanggan, untuk enerapan skenario low-maintenance.

Baca juga: Bluetooth 5.1 Bisa Lacak Perangkat Lain dengan Akurat

Nantinya, pada Hubble Network berencana meluncurkan 32 satelit tambahan pada kuartal pertama 2026 untuk membentuk "konstelasi produksi" yang memungkinkan konektivitas selama 2 hingga 3 jam per hari. 

Hubble Network berangan-angan melayani hingga "satu miliar perangkat (Bluetooth, di Bumi)" lewat konstelasi satelitnya, sesuai dengan penjabaran tujuan perusahaan itu saat mengumpulkan dana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Internet
Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com