PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Ke depan, tindakan korupsi di pemerintahan bisa diketahui hanya dengan pesan singkat (SMS). Itu setelah Mohammad Faid (22), yang menjadi bintang dalam wisuda Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, berhasil menciptakan aplikasi SMS Gateway.
Aplikasi tersebut diciptakan dengan program Phyton dengan Windows XP atau Windows Seven dan sementara ini digunakan pesantren untuk memantau para santri.
Melalui perangkat modem, aplikasi itu bisa mengirim SMS secara otomatis kepada wali santri tentang perilaku anaknya selama di pesantren dengan dibantu petugas operator yang memasukkan data.
"Misalnya, si santri sedang ke luar pesantren tanpa izin, maka aplikasi itu secara otomatis mengirim SMS kepada wali santri bahwa anaknya melanggar peraturan pesantren. Aplikasi ini bisa digunakan untuk kepentingan yang lebih besar sesuai kebutuhan," ujar Mohammad Faid, yang mengalami kekurangan pada dua kakinya, Senin (15/10/2012).
Ketua Ikatan Alumni STT Nurul Jadid yang juga anggota DPRD Kota Probolinggo, Abdul Aziz, berencana menarik aplikasi itu ke dalam pemerintahan. Dengan SMS Gateway, institusi pengawas atau lembaga yang berwenang mengawasi penggunaan APBD, seperti BPK, polisi, jaksa, dewan, LSM dan wartawan bisa leluasa mengontrol dan mencegah terjadinya tindak pidana korupsi.
"Aplikasinya juga mudah karena tinggal mengoneksi semua data dengan data database, lalu dikoneksikan ke modem. Aplikasi itu akan langsung melaporkan pengeluaran APBD. Bila terjadi penyimpangan, SMS langsung terkirim. Jadi, tindakan korupsi sekecil apa pun bisa dilacak hanya dengan SMS. Nota dinas keuangan juga menjadi bahan untuk mendukung SMS Gateway," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.