Persiapan latihan perang itu semakin terlihat ketika otoritas Korut melarang aktivitas penerbangan dan pelayaran di lepas pantainya, seperti diwartakan kantor berita Korsel, Yonhap.
”Militer Korut tengah menyiapkan sejumlah latihan perang gabungan skala menengah. Oleh karena itu, mereka memblokade kawasan laut dan udaranya dalam jarak jangkauan tembak rudal dan pesawat tempurnya,” tulis Yonhap, mengutip seorang sumber di pemerintahan Korsel.
Meski demikian, kepastian tentang rencana Korut tersebut belum bisa dikonfirmasi, baik oleh Kementerian Pertahanan maupun Angkatan Bersenjata Korsel.
Mereka hanya menyebut memang ada kemungkinan negeri komunis serba tertutup itu akan menggelar latihan perang yang jauh lebih besar dari biasanya.
Kantor berita Jepang, Kyodo News, memberitakan, warga Pyongyang sibuk menutupi bus dan mobil mereka dengan jaring kamuflase militer. Kegiatan itu disebut-sebut sebagai persiapan warga Korut dalam menghadapi kemungkinan serangan militer atau perang.
Selama ini dipahami, Korut dikenal sering mengobral ancaman-ancaman seram, tetapi jarang diwujudkan. Meski demikian, dalam beberapa kesempatan, Korut nekat melakukan aksi mematikan.
Pasukan Korut dituduh menenggelamkan satu kapal perang Korsel, yang menewaskan 46 personel Angkatan Laut Korsel, tahun 2010.
Selain itu, Korut juga membombardir Pulau Yeonpyeong di Korsel, yang menewaskan dua warga sipil, pada November 2010.
Saat serangan ke Yeonpyeong itu terjadi, Pemerintah Korsel dikecam keras karena dinilai lambat merespons. Sejak itu, mereka membuat kebijakan baru yang memungkinkan pasukan darat Korsel merespons seketika serangan terjadi.(REUTERS/BBC/DWA)