Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 16/04/2015, 08:56 WIB
Penulis Oik Yusuf
|
EditorReza Wahyudi
Head of ASEAN AWS Richard Harshman dalam acara jumpa pers di Jakarta (15/4/2015).

KOMPAS.com - Perusahaan jasa komputasi cloud Amazon Web Services (AWS) membidik kebutuhan digital para pelaku bisnis di Indonesia, mulai dari penyewaan daya komputer , pengiriman konten, hingga storage.

Untuk melancarkan hal tersebut, apakah anak usaha Amazon ini berniat membangun pusat data di Indonesia?
 
"Soal itu (server di Indonesia) kami kembalikan ke kebutuhan pelanggan. Kami sendiri mengambil pendekatan jangka panjang. Sejauh ini, tak ada masalah latency untuk para pelanggan di Indonesia," ujar Head of ASEAN AWS Richard Harshman dalam acara jumpa pers di Jakarta (15/4/2015).
 
Dia mengatakan bahwa pihak AWS selalu terbuka mempertimbangkan untuk menggelar data center di negara tempat pelanggan berada, apabila memang diperlukan atau disyaratkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan.
 
AWS menjalankan operasi di berbagai belahan dunia dengan mengandalkan 11 data center yang masing-masing melayani cakupan wilayah dalam batas tertentu. Ke-11 data center itu tersebar di beberapa benua, termasuk Amerika, Eropa, Asia, dan Australia.
 
“Data center yang paling dekat dari Indonesia letaknya di Singapura,” lanjut Harshman, sambil menambahkan bahwa sebuah negara tak perlu memiliki infrastruktur data center sendiri untuk bisa mengakses layanan AWS dengan lancar.
 
“India dan Taiwan juga tak memiliki infrastruktur (data center AWS), tapi nyatanya kami bisa sangat berkembang di sana,” kata dia.
 
Di Indonesia sendiri kewajiban memiliki data center dalam negeri bagi para penyelenggara layanan online sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
 
Namun, akhir tahun lalu Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menegaskan bahwa tak semua server perusahaan asing mesti ditempatkan di Indonesia. Hanya yang berkenaan dengan keamanan dan kepentingan nasional saja yang didorong agar melakukan hal tersebut.
 
“Misalnya nggak, ya nggak hagus. Untuk apa ada teknologi cloud computing? Teknologi itu menembus batas negara,” ujar Rudiantara ketika itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke