Layanan yang dirilis sejak 2011 ini belum lama digandrungi di tanah air. Sejauh ini, belum ada drama "dewasa" yang terkuak dari penggunaan Snapchat di Indonesia.
Tapi, penggunanya tak menampik jika Snapchat kerap digunakan berbagi konten yang lebih "rahasia" ketimbang konten yang dibagi ke Instagram dkk. "Semua yang konyol seakan dilegalkan," kata Catrina Sinaga, remaja 21 tahun yang baru sepekan aktif di Snapchat.
Hal serupa dikemukakan Ajeng Putriandini. Mahasiswi Universitas Indonesia (UI) yang sehari-hari berkerudung ini, beberapa kali membagi foto tak berjilbab ke orang-orang terdekat melalui Snapchat.
"Isi Snapchat teman-teman dekat, yang sering tidur bareng. Mereka nggak mungkin jahat. Selama ini juga nggak pernah tersebar," kata Ajeng Putriandini pada KompasTekno, Rabu (24/6/2015).
Namun, mahasiswi UI ini berkilah tak akan membagi foto yang lebih "buka-bukaan". Apalagi dengan lawan jenis. "Kalau ke pacar, aku nggak akan bagi foto nggak berjilbab atau foto yang terbuka," katanya.
Bagaimanapun, karakter Snapchat yang tak lama-lama menyimpan konten bisa jadi pedang bermata dua. Di satu sisi, pengguna dapat menampakkan sisi aslinya tanpa topeng pencitraan. Di sisi lain, hasrat "buka-bukaan" bakal lebih terakomodir karena pengguna merasa lebih aman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.