Ada dua tipe ruang kerja yang disediakan, yakni privat spaces (dua ruangan) dan shared space. Tiap private space mengakomodir 10 bangku. Sedangkan shared space untuk outdoor dan indoor, disediakan 32 bangku.
Di privat space yang lebih tertutup, para pendiri dan profesional startup bisa bekerja dengan lebih tenang dan fokus. Tapi, bukan berarti bilik tersebut lebih kondusif untuk bekerja dibandingkan ruang tengah yang mekanismenya berbagi.
Pasalnya, bagi pendiri dan pekerja startup yang senang berdiskusi dan berbagi ilmu, shared space bisa jadi pilihan tepat.
"Kami terinspirasi dari desain ala kantor-kantor di San Fransisco," kata Managing Director EV Wilson Cuaca, di sela-sela pembukaan HIVE.
Diketahui, perusahaan investasi startup Asia tersebut sudah memiliki 70 portofolio pendanaan startup di Indonesia. Hitungan kasarnya, East Ventures sudah mendanai pekerjaan 70 pendiri, 1500 profesional dan 350.000 pekerja lepas.
"Makanya kami merasa perlu membangun ruang kerja bersama ini sekarang. Kalau 5 tahun lalu masih terlalu cepat. Ini waktu yang tepat," kata Wilson.
Selain menyediakan tempat kerja yang nyaman, EV juga ingin membangun ekosistem startup lewat HIVE. Caranya dengan menyediakan aktivitas berbagi ilmu terkait perkembangan industri startup Indonesia.
East Ventures berkomitmen akan sering menggelar acara-acara startup yang dikemas seperti kuliah umum dengan pemateri para startup binaan East Ventures. Hadirinnya, tentu saja para penyewa dan para startup umum lainnya.
Untuk langkah promosi, HIVE akan menggelar acara-acara tersebut secara gratis selama tiga bulan pertama sejak dibuka.
Harga sewa untuk shared space berkisar Rp 2,8 juta hingga Rp 3 juta per bulan. Sedangkan untuk private space, harga bilik dibanderol Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.