Salah satu pasar yang diincar Meizu adalah Indonesia, yang sudah lebih dulu digarap oleh pabrikan-pabrikan China lainnya, seperti Lenovo, Huawei, ZTE, juga Xiaomi yang naik daun dalam waktu singkat.
Meski datang belakangan menghadapi nama-nama besar seperti disebut di atas, pihak Meizu mengaku optimis bisa turut mengambil sebagian porsi pasar smartphone Indonesia.
“Kapasitas pasar di sini masih sangat besar. Banyak pemain bukan berarti tidak ada ruang buat pemain baru kan?” ujar General Manager Meizu untuk wilayah Asia Tenggara, Ramon Kwok, saat ditemui Kompas Tekno usai acara peluncuran smartphone Meizu Pro 5 di Beijing, China, Rabu (23/9/2015).
Indonesia memang pasar smartphone terbesar di Asia Tenggara yang mencatat penjualan 14,9 juta unit smartphone di tengah tahun pertama 2015, menurut data firma riset pasar GFK yang dirilis awal September.
Angka tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, atau Filipina.
Apalagi, tambah Kwok, sebagian konsumen ponsel di Indonesia sedang beralih dari feature phone lama ke smartphone, termasuk model-model dengan kapabilitas 4G LTE yang mulai marak berdatangan setelah ekosistem 4G LTE resmi digelar di Indonesia pada akhir tahun lalu.
“Nah, saat para konsumen beralih, mereka terbuka untuk mengeksplorasi merek-merek baru. Di sinilah kami masuk,” imbuh Kwok.
Di Indonesia, produk-produk Meizu tersedia lewat jalur online, antara lain di situs e-commerce Blibli.com dan Lazada.co.id. Impor produk dan penanganan purna jual dilakukan oleh distributor PT Bintang Cemerlang.
Pabrikan gadget dari Negeri Tirai Bambu tersebut juga sedang mengeksplorasi kemungkinan menjual produk secara offline lewat gerai-gerai ponsel di Indonesia.
Patuh TKDN
Ukuran pasar smartphone di Indonesia membuat negeri ini mendapat perhatian istimewa dari pabrikan-pabrikan asing yang berebut ingin berjualan, termasuk Meizu yang baru mulai memasuki pasaran Tanah Air pada tahun 2015.
Kwok mengaku sudah mengetahui soal rencana pemerintah menerapkan syarat tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 30 persen untuk ponsel-ponsel 4G LTE yang dipasarkan di Indonesai mulai Januari 2017 mendatang.
"Kami sedang berdiskusi dengan satu calon rekanan lokal di Indonesia untuk kemungkinan meningkatkan kandungan lokal, “ kata Kwok tanpa menyebut siapa calon rekanan yang dimaksud.
Inisiatif Meizu terkait persyaratan TKDN di Indonesia, lanjut Kwok, belum tentu berwujud fasilitas produksi atau perakitan perangkat keras lantaran pihaknya mesti menimbang-nimbang ongkos produksi keseluruhan.
“Soalnya ini bukan cuma soal ongkos tenaga kerja saja, tapi juga bergantung pada pemasok komponen. Kalau kami bikin baterai di Indonesia misalnya, saya rasa ongkosnya akan lebih mahal ketimbang di China,” ujar Kwok.
Ketentuan soal TKDN sendiri tidak terbatas pada komponen perangkat keras saja. Elemen software dan desain perangkat juga bisa dikategorikan sebagai kandungan lokal.
Saat ini Kementerian Perindustrian masih menggodok besaran pembobotan untuk dua jenis elemen di luar hardware tadi. Apapun ketentuan akhirnya nanti, pihak Meizu berkomitmen akan mengikuti aturan main dari pemerintah Indonesia.
“Tentu, namanya aturan pemerintah, pasti kami patuhi. Kami serius ingin berjualan di Indonesia,” tutup Kwok.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.