Ritual kebersamaan
Malam itu, di Berlin, orang-orang datang dari berbagai lokasi untuk menyaksikan semua itu. Jangan-jangan, seperti saya, mereka juga berharap tertular semangat yang sama.
Dan perhatikan! Bukan hanya di panggung utamanya saja--yang sesungguhnya bisa disaksikan lewat livestreaming dari belahan bumi mana pun--hadir di lokasi berarti terlibat dalam kegiatan pinggirannya juga.
Di meja-meja kecil, pada ruang cafe di bagian depan, ide-ide terlontar. Diskusi tentang apa yang harus dilakukan berikutnya, mulai dari soal dana investasi hingga tips menumbuhkan perusahaan rintisan.
Orang-orang berjejaring dan saling bertanya. Meminta nasihat dari orang asing atau sekadar melontarkan pikiran sambil berharap ada sesuatu yang lebih jelas terwujud. Di bawah permukaan, ini bagaikan kumpulan orang-orang yang kesepian.
Karena memang dunia startup, dunia bisnis rintisan, adalah dunia yang seringkali bisa begitu kejam. Peluang bisa datang dan pergi tiba-tiba, kadang tanpa peringatan terlebih dahulu. Kehilangan peluang bisa berarti rubuhnya mimpi yang sedang dirintis.
Lalu, bagaimana meyakinkan orang-orang terdekat bahwa apa yang sedang dilakukan ini pada akhirnya akan berbuah manis?
Dalam latar seperti itu, para petualang yang kesepian ini berusaha mencari teman senasib. Mungkin beberapa jam di sebuah gelaran semacam itu, mereka bisa merasa tidak sendirian. Mereguk sedikit semangat, membuka jaringan, untuk jadi modal kembali berjalan.
Tidak, ini bukan cuma pesta-pesta, sekadar hura-hura di sebuah tempat yang keren di Berlin. Ini adalah ritual kebersamaan, mungkin jadi semacam doping untuk memberanikan diri maju satu langkah lagi.
Karena merintis, tidak harus sendirian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.