Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Gaji Tinggi, "Googlers" Ini Tetap Hengkang dari Silicon Valley

Kompas.com - 20/03/2017, 11:09 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

KOMPAS.com - Di Silicon Valley, talenta-talenta terbaik berkumpul untuk menciptakan inovasi teknologi yang mampu mengubah hidup manusia. Kawasan khusus yang terletak di bagian selatan teluk San Francisco, Amerika Serikat tersebut, menjadi rumah bagi perusahaan kawakan semacam Apple, Facebook, Google, Twitter, dan masih banyak lagi.

Tak heran jika Silicon Valley dipandang begitu terhormat di era kemajuan teknologi seperti sekarang. Bagi yang bekerja di sana, gaji tinggi dan kebanggaan adalah jaminan.

Lantas, mengapa engineer India bernama Nupur Dave yang sudah tinggal satu dekade di Silicon Valley dan mendapat Green Card sebagai Warga Negara AS, memilih pulang ke kampung halaman?

"Saya makin lama makin sedih (bekerja di Silicon Valley)," kata mantan Manager of Network Content Distibution Google itu, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Senin (20/3/2017) dari BusinessInsider.

Dave membenarkan bahwa gaji di Google dan perusahaan-perusahaan lainnya di Silicon Valley terhitung tinggi. Namun, biaya hidup di sana juga tak kalah mahal.

Ia tak mampu membeli rumah setelah 10 tahun bekerja dengan jabatan yang lumayan mumpuni. Nyatanya, ia masih harus menyewa apartemen.

"Anggapan bahwa semua Googlers (sebutan untuk pegawai Google) sejahtera adalah mitos," kata dia.

Sebagai informasi, kisaran gaji untuk program manager di Google adalah 97.000-an dollar AS hingga 170.000-an dollar AS per tahun. Itu senilai Rp 1,2 miliar hingga Rp 2,2 miliar.

Biaya apartemen per tahun di area Lembah Silikon sekitar 36.000 dollar AS atau setara Rp 480 juta. Sementara untuk rumah, di area yang tak terlalu populer dengan luas standar, satu rumah kira-kira berkisar 2 juta dollar AS atau setara Rp 26 miliar.

"Saya selalu menyewa apartemen, bahkan pernah berbagi dengan teman," Dave menuturkan.

Kesepian

Gaji yang tak begitu menggiurkan hanyalah satu alasan. Dave punya alasan lain yang lebih besar untuk berhenti sebagai Googlers di Silicon Valley.

"Kesepian lebih buruk," ujarnya.

Kesibukan bekerja di Google membuatnya tak punya waktu untuk diri sendiri. Ia tak sempat bersosialisasi dengan lingkungan luar selain lingkungan kerja. Dave juga mengaku jarang berkomunikasi dengan keluarganya di India.

Pernah suatu waktu ia memilih menyewa apartemen di jantung kota San Francisco. Namun ia malah makin tertekan karena setiap hari kelelahan menempuh perjalanan dengan transportasi publik.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, 'Ruangan' Smart Home dan Serba AI

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, "Ruangan" Smart Home dan Serba AI

Gadget
Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Gadget
Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Gadget
Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

e-Business
Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Gadget
Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Internet
Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Software
Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Software
OpenAI Rilis Fitur 'Memory' di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

OpenAI Rilis Fitur "Memory" di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

Software
Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Gadget
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Gadget
Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com