KOMPAS.com - CEO startup funding, Cradle Fund Sdn Bhd (Cradle), Nazrin Hassan dinyatakan meninggal dunia akibat ledakan ponsel saat pengisian daya (charging).
Manajemen Cradle mengonfirmasi penyebab kematian bukanlah smoke inhalation atau akibat menghirup asap karbonmonoksida seperti yang diberitakan sebelumnya.
"Dari laporan post-mortem, disebutkan jika penyebab kematian adalah komplikasi luka bakar akibat ledakan ponsel yang sedang diisi daya di sampingnya," jelas manajemen Cradle.
Sebelum kejadian pada Kamis (14/6/2018), Nazrin sempat mengeluhkan migrain, lalu istirahat setelah meminum obat di kediamannya yang berlokasi di Mutiara Damansara, Petaling Jaya, Malaysia.
Dilansir KompasTekno dari Channel News Asia, Selasa (19/6/2018), adik ipar Nazrin menceritakan jika ponsel korban mengalami overheated lalu meledak dan mengakibatkan kebakaran di rumahnya. Dirinya tidak menyebutkan ponsel jenis apa yang meledak di kediaman Nazrin.
Baca juga: Ponsel Nokia Lawas Meledak, Tewaskan Seorang Remaja
Ledakan tersebut mengakibatkan trauma tumpul di bagian kepala belakang Nazrin, yang oleh dokter disebut sebagai penyebab utama ia meninggal dunia.
Saat ditemukan, Nazrin sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa tubuh korban mengalami luka bakar 30 persen.
Menurut penuturan manajemen Cradle, Nazrin telah 15 tahun berdedikasi untuk startup itu.
"Visi dan cintanya terhadap inovasi akan selalu menjadi inti dari segala yang kita lakukan. Nazrin mencintai pekerjaannya, namun cinta terbesarnya adalah untuk anak dan istrinya," papar pihak Cradle.
Cradle merupakan startup di bawah Kementrian Keuangan Malaysia yang mendanai 700 wirausahawan dan startup di Negeri Jiran. Perusahaan tersebut turut berjasa memberikan pendanaan awal startup ride-hailing MyTeksi yang kemudian dikenal sebagai Grab.
Nazrin sukse mengawali langkah Cradle, yang pada tahun 2003 masih bernama Cradle Investment Programme (CIP). Sempat berpindah ke beberapa perusahaan, lulusan Universitas Buckingham, Inggris ini kembali lagi ke Cradle pada Oktober 2007.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.