KOMPAS.com - Sekitar satu tahun lalu WhatsApp memperkenalkan sebuah layanan chatting yang dirilis khusus untuk pelaku bisnis. Layanan bernama WhatsApp Business itu dibuat untuk memudahkan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) saat berjualan.
WhatsApp Business bukanlah layanan khusus bisnis pertama yang dimiliki Facebook sebagai induk dari WhatsApp. Instagram yang juga berada di bawah naungan Facebook, memiliki layanan serupa bernama Instagram Business.
Namun berbeda dengan Instagram Business, WhatsApp Business tidak memiliki "centang biru" sebagai penanda bahwa akun tersebut terverifikasi dan aman. Mengapa demikian?
Menurut Direktur Komunikasi WhatsApp Asia Pasific, Sravanthi Dev, lencana centang biru belum mendesak saat ini. Ia juga mengatakan secara umum, adanya lencana biru tidak menjadi keniscayaan bahwa sebuah akun aman.
Dev mengatakan, WhatsApp Business lebih mengutamakan prinsip keterbukaan. Artinya, siapapun yang ingin mengembangkan bisnisnya secara baik, bisa menggunakan platform ini.
"Bukan wewenang WhatsApp Business untuk memverifikasi akun mana yang harus diverifikasi dan mana yang tidak," kata Dev saat ditemui KompasTekno di sela-sela acara Pelatihan Fotografi untuk UMKM oleh WhatsApp di Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Mengawasi katalog milik pengguna
Kendati demikian, WhatsApp Business punya cara sendiri untuk mengontrol produk yang dijajakan pebisnis di platformnya. Caranya adalah melalui fitur katalog yang baru diluncurkan bulan November lalu.
Baca juga: Bantu Pelaku UKM, WhatsApp Gelar Pelatihan Fotografi Produk
Dev menjelaskan, setiap foto yang diunggah akan diawasi oleh tim khusus dari WhatsApp. Mereka akan bergerilya melihat produk-produk yang diunggah di katalog WhatsApp Business dan bertindak apabila menemukan produk yang ilegal untuk dijual.
"Katakanlah Anda mengunggah foto produk yang ilegal dijual di Indonesia, kebijakan kami akan mengikuti aturan tersebut sehingga produk itu dilarang dijual," jelasnya.
Apabila produk yang dipajang di katalog teridentifikasi ilegal, WhatsApp Business akan memberikan peringatan bahwa produk tersebut tidak boleh dijual.
Baca juga: WhatsApp Business Akan Bawa Fitur Katalog ke Indonesia, Begini Wujudnya
Sayangnya, Dev tidak menjelaskan lebih rinci bagaimana mekanisme peringatan akan dikirimkan, apakah melalui e-mail atau langsung melakukan pembatasan akses.
WhatsApp Business sendiri memiliki kebijakan perdagangan yang mencakup barang atau jasa jenis apa saja yang boleh dan tidak boleh dijual di platformnya. Kebijakan tersebut bisa dibaca di tautan berikut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.