Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YouTube Blokir Kanal Donald Trump 7 Hari

Kompas.com - 14/01/2021, 07:32 WIB
Conney Stephanie,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Google memblokir kanal YouTube milik Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump, pada Rabu (13/1/2021).

Lewat unggahan di akun Twitter resmi, YouTube mengatakan bahwa pihaknya akan mengunci akun milik Trump selama tujuh hari, atau tepatnya hingga 20 Januari 2021.

Penangguhan ini dilakukan lantaran kanal milik Donald Trump mengunggah beberapa video yang dinilai YouTube sebagai konten yang bisa "menyulut kekerasan berkelanjutan".

"Setelah ditinjau, kami (YouTube) khawatir dengan isi konten yang berpotensi mengundang aksi kekerasan. Oleh karena itu, kami telah menghapus konten baru yang diupload di kanal milik Trump karena telah melanggar kebijakan kami," tulis YouTube.

Baca juga: Deretan Media Sosial dan Layanan Online yang Memblokir Donald Trump

"Untuk sementara, kami telah mencegah akun tersebut untuk tidak mengunggah konten baru selama tujuh hari ke depan," lanjut YouTube.

Tak hanya itu, YouTube juga telah menon-aktifkan kolom komentar di beberapa unggahan video, yang dianggap dapat menimbulkan provokasi.

"Melihat kondisi yang sedang terjadi saat ini, kami juga telah menon-aktifkan komentar di kanal Presiden Trump tanpa batas waktu. Ini merupakan kebijakan kami dalam membatasi segala permasalahan atau hal-hal negatif yang muncul di kolom komentar," jelas YouTube.

Gara-gara video pidato

Langkah ini diambil YouTube setelah pihaknya meninjau salah satu konten yang berisi pidato Trump yang diunggah pada Selasa (12/1/2021) lalu.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berkampanye mendukung calon Senator dari Partai Republik, Kelly Loeffler dan David Perdue, di Dalton, Georgia, Senin (4/1/2021).AP PHOTO/BRYNN ANDERSON Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berkampanye mendukung calon Senator dari Partai Republik, Kelly Loeffler dan David Perdue, di Dalton, Georgia, Senin (4/1/2021).

Pidato tersebut menyangkut aksi kekerasan yang berlangsung di depan gedung senat (Capitol) di Washington DC, Amerika Serikat pada pekan lalu.

Chief Executive of Common Sense Media, Jim Steyer mengatakan bahwa langkah Google untuk menangguhkan kanal YouTube milik Trump adalah keputusan yang tepat.

Sebab, jika dibiarkan, maka konten yang diunggah oleh Trump kemungkinan bisa terus memicu kegaduhan bagi warga AS.

"Penangguhan tujuh hari yang diberikan oleh YouTube adalah langkah yang tepat dan memang perlu dilakukan atau seharusnya akun itu dikunci permanen," kata Jim Steyer.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu lalu, Google mengatakan bahwa pihaknya juga akan menangguhkan iklan politik di platformnya, sampai setelah pelantikan Presiden baru berlangsung.

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari New York Times, Kamis (14/1/2021), kebijakan ini berlaku untuk semua kandidat. Aturan tersebut akan diberlakukan mulai 14 Januari hingga 21 Januari 2021.

Baca juga: Twitter Tutup Permanen Akun Donald Trump

CEO Alphabet Inc dan Google, Sundar Pichai mengatakan bahwa perusahaan telah membuat aturan khusus untuk menangkal misinformasi yang terus beredar di platformnya.

"Kami terus memantau perkembangan yang terjadi saat ini secara keseluruhan. Untuk itu, kami akan menerapkan aturan agar segala informasi yang dibagikan dapat relevan. Tentu ini masih menjadi PR besar bagi kami (Google)," ungkap Pichai.

Sejak kerusuhan di gedung parlemen AS Capitol, Washington DC, pada 6 Januari 2021 lalu, beberapa media sosial membatasi akun Trump karena konten unggahannya dinilai berpotensi memantik kekerasan dan melanggar ketentuan.

Langkah awal dimulai oleh Twitter yang mengunci akun Trump selama 12 jam setelah meminta Trump menghapus tiga twit yang dinilai menghasut kerusuhan di Capitol.

Tak lama berselang, Facebook pun menyusul menangguhkan akun Trump di jejaringnya, berikut Instagram, selama 24 jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com