Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Keyboard QWERTY yang Dulu Disusun seperti Piano

Kompas.com - 24/04/2023, 10:03 WIB
Caroline Saskia,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sebelum berubah menjadi QWERTY, bentuk keyboard seabad yang lalu pernah memosisikan tanda titik di antara susunan huruf. Kendati begitu, saat mulai memproduksi keyboard untuk dikomersialkan, tata letaknya kembali dirombak menjadi QWERTY seperti saat ini.

Baca juga: Keyboard Laptop Terkena Air? Begini Cara Mengatasinya

Mesin tik bikinan Sholes beserta kawan-kawannya mulai diproduksi pada 1974 dan memiliki nama Remington No. 1. Kemudian, empat tahun setelahnya, Remington kembali merilis mesin tik barunya “Remington No. 2” yang dibekali tombol “Shift”.

Kebaruan tersebut berhasil mencetak penjualan sebesar 100.000 unit mesin tik manual. Dikarenakan mesin tik tersebut menjadi perangkat pertama yang dibekali tombol Shift, hal tersebut dinilai memudahkan pengguna untuk mengubah huruf kecil menjadi kapital.

Pengguna juga dimungkinkan untuk mengakses pelat bawah mesin tik, seperti rol karet hitam yang terletak di badan mesin tik untuk mencegah kerusakan pada tombol mesin tik.

Pada 1893, lima produsen mesin tik terbesar, termasuk Remington, Caligraph, Yost, Densmore, dan Smith-Premiere bersepakat bahwa susunan QWERTY menjadi standar baru untuk keyboard.

Muncul pesaing baru

Setelah QWERTY digunakan sebagai standar baru untuk keyboard, muncul susunan keyboard baru bernama “Dvorak” yang diklaim lebih sederhana ketimbang QWERTY.

Keyboard Dvorak pertama kali dirancang oleh Dr. August Dvorak dan Dr. William Dealey pada 1936. Keduanya menciptakan susunan keyboard yang baru agar pengguna bisa lebih efisien dan proses pengetikan bisa lebih cepat dilakukan.

Susunannya cukup berbeda dengan QWERTY. Sebab, baris pertama keyboard bukan diisi oleh abjad, melainkan sejumlah simbol dan tanda baca. Berikut adalah gambar perbandingan susunan keyboard Dvorak dengan QWERTY.

Nah, beberapa pengguna Dvorak berpendapat bahwa tata letak keyboard ini mampu meningkatkan kecepatan mengetik dan akurasi dalam mengetik. Masing-masing kecepatan dan keakuratan Dvorak tercatat 74 persen dan 68 persen.

Menurut pernyataan penemunya, Dvorak disusun sedemikian rupa agar dapat menghindari pengguna dari kesalahan pengetikan yang sering terjadi.

Kendati begitu, popularitas dari Dvorak tidak dapat menyaingi kesuksesan dari QWERTY. Alih-alih mempelajari Dvorak, sebagian pengguna lebih memilih belajar meningkatkan akurasi pengetikan mereka menggunakan QWERTY.

Kemunculan dari Dvorak juga dianggap “terlambat” karena kebanyakan orang sudah terbiasa dengan susunan keyboard QWERTY dan tidak ingin mempelajari sistem pengetikan yang baru.

Walaupun QWERTY sudah ditemukan jauh sebelum adanya internet, susunan keyboard tersebut masih tetap relevan, bahkan diterapkan ke dalam sistem papan ketik di setiap smartphone.

Baca juga: 7 Cara Mengatasi Keyboard Laptop Tidak Berfungsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com