Oleh karena itu, perusahaan dan organisasi yang menggunakan AI perlu mempertimbangkan dampak lingkungan dari kegiatan mereka dan mencari cara untuk mengurangi emisi karbon dan menggunakan energi yang lebih efisien.
Saya bisa memahami jika beberapa dari kita merasa cemas dengan perkembangan AI yang semakin pesat ini.
Namun, jangan khawatir, karena saya juga pernah merasakan hal yang sama ketika harus memperkenalkan teknologi AI dalam bisnis saya.
Tapi, saya menemukan beberapa praktik terbaik untuk mengimplementasikan AI dengan etis. Jadi, jika Anda ingin meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi AI dalam organisasi Anda, jangan ragu untuk mempraktekkan beberapa hal ini.
1. Pendidikan dan kesadaran seputar etika AI
Untuk memulai membangun kesadaran etika seputar penggunaan AI, langkah awal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang kemampuan, tantangan, dan keterbatasan teknologi AI.
Tidak seharusnya kita merasa terintimidasi atau mengabaikan potensi penggunaan AI yang tidak etis, tetapi sebaliknya, penting bagi kita untuk memastikan bahwa setiap orang memahami risiko yang terkait dan mengetahui cara untuk mengatasi masalah tersebut.
Sehingga salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan pendidikan dan pelatihan bagi diri sendiri dan juga rekan-rekan kerja agar memiliki pengetahuan yang cukup tentang etika AI dan kebijakan yang berkaitan dengan penggunaannya.
Dengan membangun kesadaran ini, diharapkan penggunaan AI dapat dilakukan secara bijak dan etis, sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi semua pihak.
2. Ambil pendekatan manusia dahulu untuk AI
Saya meyakini bahwa untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang benar-benar bermanfaat bagi manusia, penting untuk mengambil pendekatan manusia terlebih dahulu.
Pendekatan ini menekankan pada pentingnya menghindari bias dalam pengembangan AI. Oleh karena itu, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa data yang digunakan dalam pengembangan AI bebas dari bias atau pengaruh subjektivitas tertentu.
Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa pengembangan AI kita bersifat inklusif. Hal ini berarti bahwa teknologi AI yang dikembangkan harus dapat mengakomodasi kebutuhan dan perspektif beragam masyarakat, terlepas dari latar belakang, ras, jenis kelamin, atau kondisi sosial-ekonomi mereka.
Dalam mengambil pendekatan manusia terlebih dahulu, kita dapat memastikan bahwa teknologi AI dikembangkan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan perspektif manusia, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat secara keseluruhan.
3. Memprioritaskan transparansi dan keamanan
Menempatkan transparansi dan keamanan sebagai prioritas utama dalam semua situasi penggunaan kecerdasan buatan (AI) adalah suatu hal yang sangat penting.
Ketika AI digunakan dalam mengumpulkan atau menyimpan data, penting untuk memberikan edukasi kepada pengguna atau pelanggan tentang bagaimana data mereka disimpan, tujuan dari pengumpulan data tersebut, dan keuntungan yang mereka peroleh dari berbagi data tersebut.
Hal ini akan memberikan transparansi yang sangat dibutuhkan untuk membangun kepercayaan dengan pelanggan.
Melalui pendekatan ini, mengikuti kerangka kerja etika AI dapat dilihat sebagai suatu upaya untuk menciptakan sentimen positif bagi bisnis Anda, daripada dianggap sebagai batasan oleh regulasi.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memprioritaskan transparansi dan keamanan dalam semua kasus penggunaan AI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.