Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Nayoko Wicaksono
Co-Founder & Chief Executive Officer

A seasoned Data-Driven Culture Strategist, specializing in designing and facilitating transformative, data-centric experiences for organizations. With a proven track record in empowering organizations to embrace data science, I accelerate the adoption process by bridging the gap between technical expertise and business needs. Through bespoke workshops and training sessions, I enable companies to harness the power of data analytics and create a culture of informed decision-making.

kolom

Etika dalam AI: Menerapkan Prinsip Etis untuk Mengatasi Kekhawatiran

Kompas.com - 14/05/2023, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh karena itu, perusahaan dan organisasi yang menggunakan AI perlu mempertimbangkan dampak lingkungan dari kegiatan mereka dan mencari cara untuk mengurangi emisi karbon dan menggunakan energi yang lebih efisien.

Menggunakan AI secara etis

Saya bisa memahami jika beberapa dari kita merasa cemas dengan perkembangan AI yang semakin pesat ini.

Namun, jangan khawatir, karena saya juga pernah merasakan hal yang sama ketika harus memperkenalkan teknologi AI dalam bisnis saya.

Tapi, saya menemukan beberapa praktik terbaik untuk mengimplementasikan AI dengan etis. Jadi, jika Anda ingin meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi AI dalam organisasi Anda, jangan ragu untuk mempraktekkan beberapa hal ini.

1. Pendidikan dan kesadaran seputar etika AI

Untuk memulai membangun kesadaran etika seputar penggunaan AI, langkah awal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang kemampuan, tantangan, dan keterbatasan teknologi AI.

Tidak seharusnya kita merasa terintimidasi atau mengabaikan potensi penggunaan AI yang tidak etis, tetapi sebaliknya, penting bagi kita untuk memastikan bahwa setiap orang memahami risiko yang terkait dan mengetahui cara untuk mengatasi masalah tersebut.

Sehingga salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan pendidikan dan pelatihan bagi diri sendiri dan juga rekan-rekan kerja agar memiliki pengetahuan yang cukup tentang etika AI dan kebijakan yang berkaitan dengan penggunaannya.

Dengan membangun kesadaran ini, diharapkan penggunaan AI dapat dilakukan secara bijak dan etis, sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi semua pihak.

2. Ambil pendekatan manusia dahulu untuk AI

Saya meyakini bahwa untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang benar-benar bermanfaat bagi manusia, penting untuk mengambil pendekatan manusia terlebih dahulu.

Pendekatan ini menekankan pada pentingnya menghindari bias dalam pengembangan AI. Oleh karena itu, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa data yang digunakan dalam pengembangan AI bebas dari bias atau pengaruh subjektivitas tertentu.

Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa pengembangan AI kita bersifat inklusif. Hal ini berarti bahwa teknologi AI yang dikembangkan harus dapat mengakomodasi kebutuhan dan perspektif beragam masyarakat, terlepas dari latar belakang, ras, jenis kelamin, atau kondisi sosial-ekonomi mereka.

Dalam mengambil pendekatan manusia terlebih dahulu, kita dapat memastikan bahwa teknologi AI dikembangkan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan perspektif manusia, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat secara keseluruhan.

3. Memprioritaskan transparansi dan keamanan

Menempatkan transparansi dan keamanan sebagai prioritas utama dalam semua situasi penggunaan kecerdasan buatan (AI) adalah suatu hal yang sangat penting.

Ketika AI digunakan dalam mengumpulkan atau menyimpan data, penting untuk memberikan edukasi kepada pengguna atau pelanggan tentang bagaimana data mereka disimpan, tujuan dari pengumpulan data tersebut, dan keuntungan yang mereka peroleh dari berbagi data tersebut.

Hal ini akan memberikan transparansi yang sangat dibutuhkan untuk membangun kepercayaan dengan pelanggan.

Melalui pendekatan ini, mengikuti kerangka kerja etika AI dapat dilihat sebagai suatu upaya untuk menciptakan sentimen positif bagi bisnis Anda, daripada dianggap sebagai batasan oleh regulasi.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memprioritaskan transparansi dan keamanan dalam semua kasus penggunaan AI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com