KOMPAS.com - Sutradara film dokumenter feature Oppenheimer, Christopher Nolan membagikan pesan penting bagi perusahaan teknologi dan orang-orang yang terlibat dalam perusahaan tersebut.
Menurut Nolan, mereka harus belajar tentang akuntabilitas, yaitu pertanggungjawaban atas keberhasilan maupun kegagalan suatu misi/proyek. Hal ini disampaikan Nolan ketika ditanya terkait "Apa yang harus dipelajari perusahaan Silicon Valley dari film Oppenheimer".
"Saya ingin mereka mencermati soal konsep akuntabilitas," kata Nolan usai pemutaran Oppenheimer di New York.
Film dokumenter ini sendiri didasarkan pada biografi Julius Robert Oppenheimer, karya Kai Bird dan Martin J. Julius Robert Oppenheimer merupakan seorang fisikawan yang sering dianggap sebagai "bapak bom atom" karena memiliki peran penting dalam Proyek Manhattan.
Baca juga: Responsible AI: Kecerdasan yang Bertanggung Jawab
Proyek Manhattan sendiri merupakan proyek penelitian dan pengembangan yang dilakukan selama Perang Dunia II. Proyek ini mengarah pada pembuatan senjata nuklir.
Oppenheimer konon menyesali temuannya karena bom atom menyebabkan kehancuran di Hiroshima dan Nagasaki. Ia juga memahami bagaimana kekuatan bom tersebut dan ancamannya bagi kehidupan manusia.
Bagian tersebut menurut Nolan sangat penting untuk dijadikan pelajaran oleh perusahaan dan insinyur teknologi.
"Ketika Anda berinovasi melalui teknologi, Anda harus memastikan akuntabilitasnya," kata Nolan merujuk pada inovasi teknologi perusahaan Silicon Valley.
Nolan mencontohkan, seperti soal "algoritma" yang tidak diketahui pasti apa pengertiannya. Menurutnya, mereka hanya tidak ingin bertanggung jawab akan apa yang dilakukan algoritma itu.
Baca juga: Generative AI bak Pisau Bermata Dua untuk Keamanan Siber
Nah, yang terbaru adalah soal kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang masih tren di industri teknologi hingga saat ini. Nolan khawatir AI akan seperti bom atom, dihimpun KompasTekno dari Gadgetsnow, Rabu (19/7/2023).
"Dan diterapkan pada AI? Itu kemungkinan yang menakutkan. Paling tidak karena ketika sistem AI masuk ke infrastruktur pertahanan, pada akhirnya mereka akan diisi dengan senjata nuklir dan jika kami mengizinkan orang untuk mengatakan bahwa itu adalah entitas terpisah dari orang yang memakai, memprogram, memakai AI, maka kami tamat," ujar Nolan.
Untuk itu Nolan berpesan agar orang-orang yang terlibat dalam pengembangan teknologi mempertanggungjawabkan apa yang mereka buat.
Nolan sendiri sudah beberapa kali berbincang dengan para peneliti AI ternama, dan mereka berkata bahwa saat ini adalah momen Oppenheimer mereka. Singkatnya, mereka masih mencari cara untuk mempertanggung jawabakan konsekuensi yang tidak diinginkan dari teknologi yang mereka kembangkan.
Baca juga: Sutradara Oppenheimer Christopher Nolan Enggan Pakai Smartphone dan E-mail
Meski belum menemukan cara yang pasti, Nolan menilai setidaknya mereka sudah menyadari perlunya pertanggungjawaban tersebut.
"Mereka berkata bahwa mereka melakukannya. Dan itu sangat membantu, setidaknya itu dibahas," ujarnya.
"Saya tidak menyebut bahwa cerita Oppenheimer memberikan jawaban yang mudah untuk pertanyaan ini (pertanggung jawaban). Namun setidaknya itu bisa menjadi kisah peringatan," pungkas Nolan.
Nama Nolan sudah tersohor di dunia film. Kendati begitu, sutradara Oppenheimer ini ternyata punya keunikan tersendiri, yaitu tak memakai smartphone dan tak punya e-mail.
Menurut Nolan, smartphone mengganggu aktivitasnya saat mengerjakan naskah film dan lainnya.
"Ini soal tingkat gangguan. Jika saya membuat materi dan menulis skrip sendiri memakai smartphone sepanjang hari, tidak akan berguna bagi saya," ujar Nolan dalam wawancara dengan Reporter Hollywood.
Karena tak memiliki e-mail dan smartphone, Nolan mengirimkan langsung setiap skrip film yang ia buat ke para pemain.
Nolan juga mendatangi langsung para pemain filmnya untuk memberikan salinan naskah yang diperlukan. Ini termasuk ke para pemain film Oppenheimer, meliputi Cillian Murphy, Matt Damon, Emily Blunt, dan Robert Downey Jr.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.