Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nvidia Cetak Rekor Pendapatan Rp 206 Triliun berkat "Booming AI"

Kompas.com - Diperbarui 25/08/2023, 06:12 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Sumber Nvidia

KOMPAS.com - Pabrikan chip asal Amerika Serikat, Nvidia mencetak rekor pendapatan dan laba baru berkat "booming" kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Istilah "booming" AI merujuk pada fenomena penggunaan teknologi AI yang masif serta tumbuh pesat, dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Capaian Nvidia itu terungkap dalam laporan keuangan terbaru untuk periode kuartal kedua tahun fiskal (fiscal year/FY) 2024 yang berakhir pada 30 Juli 2023.

Dalam laporan keuangan yang diunggah di situs resmi, Nvidia tercatat meraup pendapatan (revenue) sebesar 13,51 miliar dollar AS atau setara Rp 206,7 triliun. Angka itu mencerminkan pertumbuhan 88 persen dari kuartal I FY 2024 (quarter-on quarter/QoQ) dan naik 101 persen dari tahun lalu (year-on-year/YoY).

Baca juga: Selain China, Arab Saudi dan UEA Juga Borong Chip AI Nvidia, buat Apa?

Laba bersih (generally accepted accounting principles/GAAP) Nvidia juga melejit pada kuartal II FY 2024, yakni ke angka 2,48 dollar AS (hampir Rp 38.000) per saham. Laba bersih tersebut mengalami pertumbuhan 202 persen secara QoQ, dan naik drastis 854 persen secara YoY.

Pendapatan terbesar dari pusat data

Ilustrasi rak-rak yang dipenuhi berbagai GPU Nvidia untuk menunjang kinerja AI Microsoft.Microsoft Ilustrasi rak-rak yang dipenuhi berbagai GPU Nvidia untuk menunjang kinerja AI Microsoft.
Dari semua lini bisnis Nvidia, kontribusi pendapatan paling besar berasal dari bisnis pusat data alias data center.

Pada kuartal II FY 2024, data center menyumbang rekor pendapatan sebesar 10,32 miliar dollar AS atau kira-kira Rp 157,9 triliun. Pendapatan dari data center ini tumbuh 141 persen dari kuartal sebelumnya dan naik 171 persen dari tahun lalu.

Dari pendapatan tersebut, Nvidia menghasilkan keuntungan 6,188 dollar AS (kira-kira Rp 94.600), naik 843 persen secara YoY.

Nvidia mengandalkan produk chip pengolah grafis (GPU) buatannya yang banyak dipakai di pusat-pusat data untuk pengolahan AI. Misalnya, perusahaan komputasi cloud (cloud computing) besar seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan penyedia layanan cloud regional lainnya.

Khusus Microsoft Azure, perusahaan ini menggunakan puluhan hingga ribuan unit GPU Nvidia. Salah satunya untuk menopang kinerja ChatGPT, chatbot AI bikinan OpenAI.

Dalam sebuah posting blog, Microsoft menjelaskan bagaimana sebenarnya ChatGPT berjalan di atas puluhan hingga ribuan GPU Nvidia, yaitu dengan model GPU AI Nvidia A100 atau H100, yang saling terhubung di jaringan Microsoft Azure.

Selain Microsoft, Google juga dikabarkan akan memborong unit GPU Nvidia. Awal tahun ini, Google dilaporkan membutuhkan lebih dari 4 juta unit GPU Nvidia untuk pengembangan AI. Nilainya bisa mencapai 100 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.500 triliun.

Nvidia praktis menjadi penguasa di ranah chip AI. Sebuah laporan dari Reuters pada Juni lalu memperkirakan bahwa pabrikan itu memiliki pangsa pasar chip AI antara 80-95 persen.

Perusahaan-perusahaan AI mengantre pada Nvidia untuk mendapat jatah chip GPU. Harga saham Nvidia pun melejit hingga valuasi perusahaannya menembus 1 triliun dollar.

Baca juga: Nvidia Jadi Perusahaan Bernilai 1 Triliun Dollar AS, Ikuti Apple, Microsoft, dkk

Nvidia mengharapkan pendapatannya naik ke angka 16 miliar dollar AS pada kuartal berikutnya. Kenaikan ini diprediksi masih didongrak oleh fenomena "booming AI" dan moncernya bisnis data center Nvidia, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari laman Nvidia, Kamis (24/8/2023).

Laporan keungan Nvidia periode kuartal II FY 2024 bisa dibaca selengkapnya melalui tautan berikut ini.

Untung besar dari GPU H100

Nvidia diyakini meraup untung besar dari GPU H100 yang dipakai untuk menopang kerja AI.

Menurut data firma konsultasi finansial Raymond James, penulis senior Barron's Tae Kim mengatakan bahwa GPU H100 Nvidia membutuhkan ongkos produksi mulai 3.320 dollar AS (sekitar Rp 51 juta).

Nvidia menjual seri GPU H100 dengan harga ritel 25.000-30.000 dollar AS (sekitar Rp 383 juta-Rp 460 juta). Artinya, pabrikan tersebut mengambil untung hampir 10 kali lipat atau 1.000 persen dari tiap unit H100 yang terjual.

Prediksi biaya dari Raymond James didasarkan pada biaya chip dan komponen lain di board GPU H100. Tidak diketahui seberapa jauh analisisnya. Tak ada rincian biaya komponen atau Bill of Materials (BoM) pula.

Baca juga: Terungkap, Keuntungan Fantastis Nvidia dari GPU H100 yang Dijual Rp 300 Jutaan

Boleh jadi prediksi tersebut hanya perkiraan kasar untuk ongkos manufaktur hardware saja. Masih ada biaya-biaya lain seperti riset dan pengembangan, serta aftersales (purna jual) sehingga profit sebenarnya yang didapatkan oleh Nvidia bisa saja lebih kecil, atau lebih besar.

Ke depan, Nvidia berencana menjual 550.000 unit GPU H100 pada 2023. Analis memperkirakan Nvidia bisa mendulang pendapatan senilai 300 miliar dollar AS (Rp 4.591 trilliun) dari bisnis AI pada 2027.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com