Sebagian pemilik usaha rental mobil di Jakarta menyadari ada akun penyusup yang mencoba menipu dengan memberi nomor kontak palsu.
Baca juga: 3 Fitur Baru Google Maps, Hapus Location History Lebih Leluasa
Modus penipuan di Google Maps ini tampaknya masih gencar dilakukan oleh pelaku terkait. Pasalnya, postingan penipu terpantau baru diunggah dalam hitungan beberapa jam atau menit sebelumnya.
Besar kemungkinannya modus penipuan yang sama dipakai di jenis usaha lain di Google Maps, yang membutuhkan pelanggan mentransfer uang muka (down payment/DP).
KompasTekno telah berupaya menghubungi perwakilan Google di Indonesia untuk meminta tanggapan, namun mendapat balasan pesan sedang cuti dan diarahkan ke tim lain. Hingga berita ini ditayangkan belum ada tanggapan resmi dari Google Indonesia.
Umumnya penipuan terjadi di platform yang sering dipakai pengguna, misalnya aplikasi pesan instan atau aplikasi finansial. Lantas mengapa modus penipuan ini menyasar layanan Google Maps?
Menurut pakar keamanan siber Alfons Tanujaya, penipu memanfaatkan sistem Google yang membebaskan akun mana pun untuk memberikan komentar di Maps.
Di layanan peta online ini, Google memang memungkinkan setiap pengguna yang punya akun Google membubuhkan komentar atau mengunggah ulasan di profil usaha mana pun di Maps.
Kebebasan itulah yang menurut Alfons dipakai penipu untuk menyaring calon konsumen atau korban. Selain itu, kepopuleran Google yang kerap dijadikan sebagai basis informasi konsumen juga membuat layanan navigasi ini dipakai penipu untuk menjaring korban.
"Google Maps populer dan dijadikan sebagai basis informasi konsumen untuk mendapatkan layanan. Jadi aplikasi apapun yang populer memang akan berusaha dieksploitasi oleh orang yang ingin memanfaatkan untuk kepentingannya," kata Alfons kepada KompasTekno, Jumat (22/12/2023).
Karena memalsukan dan mengatasnamakan dirinya sebagai pemilik atau admin profil usaha tertentu, Alfons memperingatkan pengguna agar cermat mengenali modus ini. Caranya dengan membaca ulasan serta kolom tanya jawab secara teliti.
Ia juga berpesan agar pengguna tidak mudah percaya pada ulasan di Maps.
Guna memastikan akun pemilik usaha terkait di Google Maps, pengguna bisa mengunjungi profil lengkap toko atau usaha yang dimaksud di layanan peta online milik Google itu. Di profil itu, umumnya tercantum berbagai informasi resmi termasuk nomor telepon usaha terkait, alamat dan informasi terkait lainnya.
Dari sisi Google, Alfons mengatakan Google menerapkan monitoring di Maps meskipun membebaskan pengguna untuk berkomentar. Khususnya ketika pemilik usaha melaporkan adanya spam.
Bila laporan itu benar, maka Google akan menghapusnya. Namun penipu selalu mengubah identitasnya sehingga pesan spam masih beredar.
Terlepas dari upaya itu, pakar keamanan ini menyarankan Google agar memungkinkan pemilik usaha menghapus jawaban yang keliru serta memberikan penilaian kepada pengulas (reviewer). Dengan begitu, ulasan palsu bisa disanggah oleh pemilik usaha.
"Kalau memungkinkan, berikan hak untuk menghapus jawaban yang tidak benar oleh pemilik bisnis dan pelaku review juga diberi bobot," ujarnya.
"Jadi pemilik usaha juga bisa memberikan review balik kepada reviewer khususnya yang tidak menyertakan bukti dan asal melakukan review buruk saja," imbuh Alfons.
Alfons juga membagikan tips agar terhindar dari penipuan di Google Maps seperti dijelaskan di atas. Berikut rinciannya.
Sejumlah pemilik bisnis juga mengaktifkan fitur chat langsung di Google Maps. Fitur ini bisa dipakai pengguna ketimbang memakai fitur tanya jawab yang agak rentan disusupi modus penipuan. Fitur chat bisa dipakai pengguna lewat Google Maps versi mobile.