KOMPAS.com - Ketika pengguna PC atau laptop ingin melakukan upgrade komponen, jenis slot ekspansi yang digunakan biasanya berbeda-beda tergantung jenis hardware dan kompatibilitasnya dengan komputer yang bersangkutan.
PC dan desktop modern biasanya dibekali dua jenis bus interface untuk sistem komunikasi antar komponen internal, yakni SATA dan PCI Express.
Kedua interface tersebut memiliki slot fisik khusus, tapi ada juga slot lain bernama M.2 yang bisa mendukung PCIe (NVMe) dan SATA . Berikut ini penjelasan mengenai perbedaannya, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari PC World, Rabu (21/2/2024).
SATA sendiri diperkenalkan pada tahun 2000 sebagai penerus dari interface Parallel ATA (PATA) sebelumnya. Dibandingkan PATA, SATA menawarkan banyak kelebihan seperti kecepatan lebih tinggi dan kabel yang jauh lebih ringkas.
Baca juga: Apa Itu VRAM Kartu Grafis dan Berapa yang Dibutuhkan untuk Game PC?
Tiap motherboard biasanya memiliki slot SATA berjumlah banyak, hingga 6 atau lebih. Rangkaian pin konektornya berbentuk "L" untuk mencegah salah pasang.
Konektor SATA di perangkat hardware seperti hard disk sebenarnya ada dua buah.
Selain konektor data berbentuk kecil (7 pin) untuk sambungan ke motherboard seperti yang dijelaskan di atas, terdapat konektor daya yang sama-sama berbentuk "L" tapi lebih panjang (15 pin). Konektor ini disambungkan ke kabel dari power supply.
Interface SATA pun bisa tersedia lewat slot M.2, berdampingan dengan PCIe. Kendala utama menyangkut SATA adalah kecepatannya yang kalah jauh dibanding PCIe atau USB (untuk perangkat eksternal) sehingga sudah mulai ditinggalkan.
Meski demikian, interface SATA tetap berguna di komputer modern karena kompatibilitas dan ketersediaannya yang luas. Dengan SATA, pengguna bisa dengan mudah menambah hard disk atau SSD (2,5 inci) di komputer.
Seperti SATA, PCIe juga memiliki sejarah panjang dan merupakan suksesor dari interface sebelumnya yang bernama PCI (tanpa "express") keluaran tahun 1992.
Seperti PCI, PCIe bersifat universal bisa digunakan untuk memasang aneka jenis hardware ke komputer, mulai dari kartu grafis, kartu WiFi atau ethernet, sound card, hingga media penyimpanan SSD.
Bedanya, PCI dulu merupakan antarmuka paralel, sementara PCIe menggunakan interface serial di mana tiap device berbagi bus, alih-alih bus individual seperti PCI. Kecepatan PCIe pun jauh lebih tinggi.
Interface PCIe digunakan lewat slot fisik yang panjangnya bervariasi berdasarkan jumlah lane atau jalur untuk mengirim dan menerima data, yakni antara 1x hingga 16x.
Baca juga: 10 Cara Memperkuat Sinyal WiFi di Rumah
Semakin banyak lane, maka semakin besar pula data yang bisa ditransfer secara bersamaan, seperti halnya jumlah lajur pada jalanan.
Jumlah data yang bisa ditransfer per lane ditentukan oleh standar PCIe yang digunakan. Standar terbaru, PCIe 5.0, mampu mentransfer data dengan kecepatan 3,94 GB per detik atau dua kali standar PCIe 4.0 sebesar 2 GB per detik.
Interface PCIe bersifat backward compatible sehingga perangkat yang mendukung standar PCIe lebih baru -misalnya kartu grafis PCIe 4.0- bisa dipasang di slot PCIe x16 di motherboard yang hanya mendukung PCIe 3.0. Namun, jumlah bandwidth maksimal yang tersedia untuk kartu grafis terpangkas setengah.
Kartu PCIe dengan konektor berukuran pendek juga bisa dipasang di slot PCIe yang lebih panjang, misalnya kartu PCIe 1x di slot PCIe 4x, tapi tidak sebaliknya.
Baca juga: 6 Mitos Populer tentang Smartphone, Benar atau Salah?
Yang perlu diingat, jumlah lane PCIe yang tersedia, berikut dukungan standar (PCIe 5.0, 4.0, 3.0 dst.) dan jumlah serta jenis slotnya, ditentukan oleh motherboard dan prosesor yang terpasang sehingga bisa berbeda-beda antar komputer.
Selain slot khusus PCIe, interface ini juga tersedia lewat slot fisik M.2 yang biasanya memiliki beberapa lane PCIe dan digunakan untuk media penyimpanan SSD.
Diperkenalkan pada 2012, M.2 (dibaca "M dot two") sebelumnya dikenal sebagai Next Generation Form Factor (NGFF) dan merupakan form factor jenis baru untuk media penyimpanan berbasis chip memori flash alias SSD (solid state drive).
M.2 menggunakan standar spesifikasi Non-Volatile Memory Express (NVMe) lewat bus PCIe sehingga hanya perlu satu driver universal saja saja untuk bisa mengakses semua SSD yang menerapkan standar tersebut.
Driver ini biasanya sudah ada di BIOS (UEFI) motherboard modern sehingga SSD M.2 bisa langsung dikenali dan diakses setelah terpasang di slotnya.
M.2 dimaksudkan sebagai pengganti SATA, khususnya mSATA di laptop, tapi kini sudah banyak digunakan pula di PC desktop. Sebab, interface SATA sebenarnya dirancang untuk hard disk sehingga tidak sanggup mengimbangi SSD yang kecepatannya terus meningkat secara eksponensial.
Form factor M.2 sendiri mirip dengan mSATA, berupa papan PCB persegi panjang kecil seperti lembaran permen karet dengan konektor di ujungnya untuk ditancapkan ke slot M.2 di motherboard.
Baca juga: Pengertian dan Fungsi BIOS dalam Perangkat Komputer
Ukuran fisik SSD M.2 bervariasi menurut beberapa standar spesifikasi yang dinyatakan lewat angka. Dua angka pertama mengacu pada ukuran lebar dalam satuan milimeter, sementara angka setelahnya merupakan ukuran panjang.
Selain PCIe (NVMe), slot M.2 juga mendukung interface SATA. Karena itu ada pula SSD SATA yang menggunakan form factor ini.
Agar tak salah colok, slot M.2 di motherboard serta perangkat SSD M.2 dibedakan bentuk konektornya berdasarkan jenis interface yang digunakan. Hal tersebut bisa dilihat dari jumlah dan posisi celah atau "keys" di konektor.
SSD M.2 NVMe PCIe x4 hanya memiliki satu celah (M key), sementara di SSD M.2 SATA atau SSD M.2 NVMe PCIe 2x terdapat dua celah (B dan M key).
Slot di motherboard pun memiliki pembatas yang disesuaikan dengan celah atau key di perangkat yang didukung.
Yang perlu diperhatikan, dukungan interface tiap slot M.2 di masing-masing motherboard (hanya PCIe atau SATA, atau bisa keduanya) dapat berbeda dan perlu dipastikan terlebih dahulu.
SSD M.2 SATA memiliki kecepatan sebanding dengan SSD 2,5 inci yang terpasang lewat slot SATA di motherboard, hanya bentuknya saja yang berbeda sementara interface yang digunakan sama (SATA).
Sebaliknya, SSD M.2 NVMe menggunakan interface PCIe dan kecepatannya berkali-kali lipat lebih kencang dibandingkan SSD SATA, baik yang menggunakan form factor 2,5 inci maupun M.2.
Baca juga: Perbedaan SSD dan HDD pada Perangkat Komputer
Satu kelemahan slot M.2 dibanding SATA adalah jumlahnya relatif lebih sedikit di motherboard, biasanya paling banyak hanya tiga buah atau kurang. M.2 juga tidak bisa digunakan dengan hard disk. Karena itu, slot SATA untuk saat ini masih diperlukan untuk menambah storage.
Sebagai alternatif, terdapat adapter M.2 NVMe to PCIe yang bisa ditancapkan di slot PCIe di motherboard untuk menambah jumlah slot M.2 yang tersedia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.