Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkominfo Sebut Anggaran sebagai Penyebab Instansi Tak "Backup" Data di PDN

Kompas.com - 28/06/2024, 14:00 WIB
Mikhaangelo Fabialdi Nurhapy,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serangan siber ransomware terhadap Pusat Data Nasional (PDN) diketahui berdampak terhadap layanan 282 instansi pemerintahan yang tidak memiliki backup data. Sementara itu, hanya 44 kementerian/lembaga negara yang memiliki backup.

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi, sebenarnya mereka memiliki fasilitas backup data, tetapi para tenant disebut kesulitan menggunakan fasilitas itu.

Keterbatasan anggaran disebut Budi sebagai salah satu alasan para tenant atau instansi kesulitan melakukan backup data yang disimpan di Pusat Data Nasional.

"Seandainya kalau boleh jujur, kadang tenant juga kesulitan melakukan pengadaan infrastruktur backup, karena persoalan keterbatasan anggaran atau kesulitan menjelaskan urgensi backup kepada otoritas keuangan atau auditor," kata Budi Arie dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi I DPR pada Kamis (27/6/2024) sore.

Budi menjelaskan bahwa fasilitas backup data tersedia di setiap site Pusat Data Nasional Sementara (PDNS), baik itu yang dikelola Telkom maupun Lintasarta.

Budi melanjutkan, jumlah virtual machine yang ter-backup di Surabaya adalah 1.630, atau 28,5 persen dari total kapasitas 5.709 virtual machine.

Baca juga: Penjelasan Menkominfo di DPR soal Serangan Ransomware Dinilai Mengecewakan

Virtual machine (VM) merupakan sumber daya komputasi yang menggunakan perangkat lunak untuk menjalankan program, bukan komputer fisik.

Budi menambahkan, pihaknya terus mendorong para tenant untuk melakukan backup karena fasilitas yang tersedia masih mencukupi. Sebab, selama ini backup data masih bersifat opsional bagi para tenant.

"Namun, kebijakan itu kembali ke para tenant. Ini bukan menyalahkan tenant, ini jadi evaluasi bersama," kata Budi.

Sebenarnya pun semua tenant dikatakan bisa melakukan backup. Sebab, menurut Direktur Network dan IT Solution Telkom Herlan Wijanarko, fasilitasnya mencukupi.

"Tenant itu kapasitasnya 5.709 virtual machine, backup kita ada 6.000 VM. Seandainya seluruh tenant me-request backup, mesin backup itu cukup. Kita juga punya cold storage di Batam, dengan kapasitasnya 2.000 VM, dan bisa di-request diperbesar sesuai kebutuhan," katanya.

Mekanisme backup tersebut menggunakan tiket. Sebanyak 44 tenant yang memiliki backup data yang sudah disinggung sebelumnya, mempunyai tiket untuk request backup.

"Sehingga pada saat kejadian (serangan ransomware), mereka punya backup baik di mesin PDN Surabaya dan di Batam," ungkap Herlan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Terkait apakah para tenant diberi tahu wajib melakukan backup sendiri, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, tanggung jawab terhadap fasilitas ada di tangan Kominfo, tapi tanggung jawab backup data memang berada di tangan tenant.

Baca juga: Data PDNS Kena Ransomware dan Tak Ada Backup, DPR: Ini Kebodohan

Backup akan diwajibkan

Budi Arie kemudian mengatakan bahwa backup data akan diwajibkan.

"Sebelumnya itu regulasi di Kominfo itu opsional untuk backup. Saya tanya kenapa opsional, karena ada rezim auditor yang tidak memungkinkan kementerian lembaga daerah meminta tambahan anggaran untuk itu (backup)," katanya.

"Tapi saya sudah lihat ini tidak benar kalau opsional, jadi tetap harus wajib (mandatory) backup data itu," imbuhnya.

Budi pun menegaskan bahwa dalam waktu singkat, ia akan membuat aturan yang mengharuskan semua kementerian lembaga daerah membuat backup data, sebagaimana dikutip KompasTekno dari live stream Komisi I DPR RI di YouTube, Jumat (28/6/2024).

"Solusi konkret yang akan kami lakukan adalah, saya akan segera menandatangani Keputusan Menteri soal penyelenggaraan PDN, yang salah satunya mewajibkan kementerian lembaga dan daerah memiliki backup. Paling lambat Senin, Kepmen (Keputusan Menteri) akan saya tanda tangani," tegas Budi.

Disebabkan brain cipher ransomware

Diwartakan sebelumnya, Kepala BSSN Hinsa Siburian mengonfirmasi bahwa gangguan server di PDN disebabkan oleh ransomware.

"Perlu kami sampaikan bahwa insiden pusat data sementara ini adalah serangan siber dalam bentuk ransomware, dengan nama brain cipher ransomware," kata Hinsa dalam koneferensi pers 24 Juni lalu.

Ransomware sendiri adalah program jahat (malware) yang dapat mengunci data di komputer dengan enkripsi. Pelaku penyebar ransomware lalu akan memeras korban dengan meminta tebusan dalam jumlah tertentu untuk membuka kunci tersebut.

Brain cipher ransomware, menurut Hinsa, merupakan pengembangan terbaru dari ransomware Lockbit 3.0.

"Jadi memang di dark web (situs gelap) itu ada jalan dan kita ikuti, mereka (pihak yang menyebar ransomware) minta tebusan ada 8 juta dollar AS (sekitar Rp 131,2 miliar). Demikian," kata Direktur Network dan IT Solutions Telkom Herlan Wirjanako.

Baca juga: Mengenal Ransomware LockBit 3.0 Brain Chiper yang Serang PDNS dan Minta Tebusan Rp 130 Miliar

Herlan mengonfirmasi bahwa data yang dikunci dengan enkripsi itu tidak bisa dipulihkan.

Menurut Herlan, hasil audit sementara yang dilakukan tim BSSN menunjukkan bahwa kondisi data tersebut dienkripsi, tetapi di tempat, yakni di Surabaya. Akses PDN 2 tersebut sudah diputus dari agar ransomware tidak menular ke PDNS 1 di Serpong dan cold storage di Batam.

"Sekarang sistem PDNS itu sudah kami isolasi, tidak ada yang bisa mengakses. Kita putus akses dari luar. Insya Allah (data yang dienkripsi) tidak bisa disalahgunakan," kata Herlan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

100 Game Terlaris di Steam Deck, 'Elden Ring' Nomor 1

100 Game Terlaris di Steam Deck, "Elden Ring" Nomor 1

Game
Game 'Zenless Zone Zero' Sudah Bisa Di-download, Simak Spesifikasinya

Game "Zenless Zone Zero" Sudah Bisa Di-download, Simak Spesifikasinya

Game
Saat Hacker Kasihani Pemerintah Indonesia dengan Janji Beri 'Kunci' Data PDN Cuma-cuma…

Saat Hacker Kasihani Pemerintah Indonesia dengan Janji Beri "Kunci" Data PDN Cuma-cuma…

e-Business
Cara Keluar, Hapus, dan Menonaktifkan Komunitas WhatsApp

Cara Keluar, Hapus, dan Menonaktifkan Komunitas WhatsApp

Software
Video: Unboxing dan Hands-on Tecno Pova 6 Free Fire Edition

Video: Unboxing dan Hands-on Tecno Pova 6 Free Fire Edition

Gadget
Cara Membuat Undangan di Grup WhatsApp lewat Menu Baru “Event”, Mudah

Cara Membuat Undangan di Grup WhatsApp lewat Menu Baru “Event”, Mudah

Internet
Serangan Ransomware PDN, Pemerintah Tolak Bayar Tebusan, Hacker Malah Kasih 'Kunci' Gratis

Serangan Ransomware PDN, Pemerintah Tolak Bayar Tebusan, Hacker Malah Kasih "Kunci" Gratis

Internet
10 HP Android Mid-Range Terkencang Juni 2024 Versi AnTuTu

10 HP Android Mid-Range Terkencang Juni 2024 Versi AnTuTu

Gadget
Hacker PDN: Semoga Indonesia Sadar Pentingnya Keamanan Siber dan SDM Kompeten

Hacker PDN: Semoga Indonesia Sadar Pentingnya Keamanan Siber dan SDM Kompeten

Internet
iPhone X Resmi Jadi HP 'Jadul'

iPhone X Resmi Jadi HP "Jadul"

Gadget
Mengenal Brain Cipher, Hacker yang Klaim Bakal Kasih Kunci Data PDNS Gratis

Mengenal Brain Cipher, Hacker yang Klaim Bakal Kasih Kunci Data PDNS Gratis

e-Business
Begini Tampilan Situs Dark Web yang Dipakai Hacker PDN untuk Minta Maaf ke Warga Indonesia

Begini Tampilan Situs Dark Web yang Dipakai Hacker PDN untuk Minta Maaf ke Warga Indonesia

Internet
Apa dan Bagaimana Hadapi Ransomware? (Bagian II-Habis)

Apa dan Bagaimana Hadapi Ransomware? (Bagian II-Habis)

Internet
Ada Ancaman Ransomware, Pengguna PC Windows Diimbau Segera Update Sebelum 4 Juli

Ada Ancaman Ransomware, Pengguna PC Windows Diimbau Segera Update Sebelum 4 Juli

Internet
Hacker PDN Beri Kunci Enkripsi Gratis, Buka Dompet Donasi Sumbangan Seikhlasnya

Hacker PDN Beri Kunci Enkripsi Gratis, Buka Dompet Donasi Sumbangan Seikhlasnya

Internet
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com