Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Hacker Menyerang Perusahaan

Kompas.com - 23/06/2014, 11:08 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Ilustrasi peretas.

KOMPAS.com Peretas atau hacker diam-diam menyusup ke dalam sistem perusahaan dan mencuri data. Kejadian tersebut sering kali berlangsung tanpa disadari perusahaan yang bersangkutan, hingga akhirnya sudah terlambat.

Sebenarnya bagaimana cara peretas membobol jarigan tanpa diketahui pemiliknya? Achmad Arif dari HP Enterprise Securities menuturkan bahwa setidaknya ada empat tahap yang dilalui peretas dalam melancarkan aksinya.

1. Riset. Tahap awal ini memegang peranan sangat penting karena digunakan sebagai acuan langkah-langkah berikutnya. Peretas masa kini tak asalan-asalan dalam bertindak, tetapi diperhitungkan dengan saksama.

“Sebelum mereka penetrasi, biasanya dilakukan riset sangat dalam,” kata Arif dalam acara Media Gathering PT Virtus Technology Indonesia di Belitung, minggu lalu. Riset ini, lanjut Arif, bisa berupa observasi fisik, pencarian celah keamanan, dan lain sebagainya.

Dia mencontohkan riset selama sembilan bulan yang dilakukan para peretas sebelum membobol ATM penyelenggara jasa keuangan internasional, awal tahun ini. Hasilnya, 45 juta dollar AS dibawa kabur hanya dalam waktu beberapa jam.

2. Infiltrasi. Setelah riset, para peretas mulai beraksi dengan berupaya menembus jaringan target. Biasanya hal ini dilakukan melalui celah keamanan yang ditemukan.

“Infiltrasi ini bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu yang spesialisasinya adalah hacking,” kata Arif.

3. Mencari dan mengambil data. Begitu masuk jaringan, peretas mulai mencari data penting. Sasarannya adalah informasi sensitif, seperti PIN atau data keuangan.

Pengambilan data ini tidak hanya dilakukan satu kali. Dalam sebuah serangan, peretas bisa menanam program jahat yang bisa terus-menerus mencari data penting perusahaan.

4. Eksfiltrasi. Data-data penting yang berhasil ditemukan kemudian dikirim ke luar jaringan untuk diambil oleh peretas bersangkutan.

Program jahat alias trojan yang ditanam di infrastruktur target serangan bisa mencari dan mengirimkan data ke remote server secara kontinu sehingga peretas tidak perlu melakukan serangan lagi untuk memperoleh data tambahan.

Kendati penyusupan ini dilakukan secara diam-diam dan acap kali tak terendus perusahaan yang menjadi sasaran, Arif menambahkan bahwa sebenarnya bisa dilakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah kebocoran data.


“Begitu ada infiltrasi, bisa dilakukan blocking, intrusion prevention, sehingga setiap trafik keluar masuk jaringan diinspeksi untuk memastikan tak ada data sensitif yang keluar,” jelas Arif.

Program jahat yang ditanam pun, menurut Arif, sebenarnya bisa dideteksi memonitor anomali trafik. “Kita bisa lihat, misalnya ada yang aksesnya sering sekali dan sebagainya. Pada saat peretas masuk untuk mengambil data pun kita bisa proteksi dengan hardware security module,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Google Blokir 2,2 Juta Aplikasi Berbahaya yang Ancam Pengguna Android

Google Blokir 2,2 Juta Aplikasi Berbahaya yang Ancam Pengguna Android

e-Business
Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, 'Ruangan' Smart Home dan Serba AI

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, "Ruangan" Smart Home dan Serba AI

Gadget
Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Gadget
Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Gadget
Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

e-Business
Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Gadget
Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Internet
Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Software
Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Software
OpenAI Rilis Fitur 'Memory' di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

OpenAI Rilis Fitur "Memory" di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

Software
Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Gadget
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com