Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NSA Bakal Hentikan Program Penyadapan?

Kompas.com - 02/04/2015, 07:46 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber CNET

KOMPAS.com - Agen Intelijen Amerika Serikat (NSA) selama ini telah banyak menerima kritik akibat kegiatan "mata-mata" yang dilancarkan ke seluruh penduduk AS. Kegiatan tersebut dirancang atas nama penangkalan aksi terorisme.

Mantan karyawan NSA Edward Snowden adalah orang yang membeberkan kegiatan tersebut pertama kali pada tahun 2013 silam.

Kini, fakta baru terungkap. Dilansir KompasTekno, Rabu (1/4/2015) dari Cnet, orang-orang internal NSA sebenarnya telah berencana untuk menghentikan operasi penyadapan ponsel warga AS sebelum Snowden mengungkap kegiatan tersebut.

Hal ini diungkap mantan anggota NSA. Katanya, para "bos" agen sebenarnya telah jauh hari berdiskusi untuk membatalkan program pemerintah tersebut. Ini disebabkan dana yang dibutuhkan untuk program penyadapan tak sedikit.

Selain itu, program ini memakan waktu yang lama. Hasilnya pun terbukti tak efektif untuk menyelidiki terorisme.

Pasalnya, sejak kurun waktu program dilancarkan, belum pernah ditemukan indikasi alur terorisme dari ponsel warga yang disadap. Jika begini, sama saja pemerintah melanggar privasi warganya untuk hasil yang sia-sia.

Belum lagi, sejak kegiatan mata-mata diketahui masyarakat luas, NSA bisa dikatakan menjadi "musuh publik". Pada Desember 2013, sudah ada imbauan agar data-data ponsel warga AS sebaiknya ditangani langsung oleh perusahaan ponsel atau pihak ketiga. Jadi, tugas ini tak dilimpahkan ke NSA.

Bagaimanapun yang terjadi pada internal NSA, nyatanya program ini masih terus berlanjut. Tahun lalu, Presiden AS Barrack Obama pernah memberi opsi menghentikan program tersebut. Tapi, proposalnya harus disetujui oleh kongres.

Program penyadapan ini berada di Seksi 215 yang akan berakhir pada awal Juni ini. Setelah Juni, NSA bakal benar-benar menghentikan kegiatan penyadapannya, kecuali kongres memutuskan untuk melanjutkan kegiatan tersebut.

Sejauh ini, menurut perwakilan pemerintah AS, kongres masih ragu akan melanjutkan program atau menghentikannya sesuai ketentuan proposal sebelumnya. Beberapa pihak tercatat setuju untuk melanjutkan, beberapa lainnya menolak. Belum ada satu suara bulat dari internal kongres.

Juru bicara Badan Keamanan Nasional Ned Price mengatakan, White House bakal mendukung segala keputusan kongres. "Jika Seksi 215 diputuskan berakhir, kami tak akan melanjutkan program pengumpulan informasi pemilik telepon di AS," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Internet
Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com