Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Era Interaktif dan Terhubungkan

Kompas.com - 25/09/2008, 07:18 WIB
PEPIH NUGRAHA

Tahun 1997 kami berkesempatan mengunjungi Amsterdam, Helsinki, Budapest, dan beberapa kota Eropa lainnya. Pemandangan yang dapat dilihat di stasiun kereta api, di dalam kereta api, di café, di taman kota, dan tempat-tempat umum adalah orang-orang yang asyik membaca koran atau buku.

Saat kami kembali ke kota-kota tersebut 10 tahun kemudian, pemandangan itu lenyap. Orang-orang tidak lagi membuka korannya lebar-lebar di dalam kereta api bawah tanah. Di café dan taman-taman kota orang tidak lagi membaca buku tebal.

Kami melihat orang-orang penyendiri yang sibuk dengan dirinya sendiri. Mereka terhubungkan dengan orang lain yang berbilang jarak lewat telepon seluler. Sebagian membaca berita lewat ponsel internet atau membaca buku elektronik Kindle. Anak- anak muda menutupi kuping mereka dengan earphone, mendengarkan lagu terbaru dari iPod. Dan yang agak terlihat ”jadul”, di antara mereka ada yang membuka laptop lebar-lebar agar bisa tersambungkan dengan internet.

Teknologi informasi mengubah dunia ini serba ringkas, praktis, serta memudahkan orang berkomunikasi dan mencari informasi. Sedikit banyak, kepraktisan ini juga terjadi di negeri ini, khususnya di kota-kota besar. Ini berkat inovasi yang memungkinkan perangkat ponsel dilengkapi internet. Di beberapa hotspot, pemandangan warga sedang berinternet sudah biasa.

Desktop yang biasa mencangklong di atas meja kini sudah dianggap terlalu besar dan menyita tempat. Laptop yang mobilitasnya lebih tinggi mewabah, tetapi masih terlalu besar dari segi ukuran yang kemudian digantikan palmtop. Palmtop pun sudah terlalu besar dan segera digantikan oleh communicator yang tidak lebih besar dari telapak tangan orang dewasa.

Sekarang, ketika Blackberry sudah mulai mewabah, orang bahkan tidak perlu lagi membuka laptop hanya untuk membuka e-mail yang masuk dan membalasnya (reply). Tidak perlu lari ke desktop hanya untuk melihat pesan terbaru dari Facebook atau Multiply lalu membuat status baru. Sepanjang 24 jam, push e-mail bisa masuk kapan pun.

Era layanan pesan pendek atau short message service (SMS) yang mahal sekarang nyaris berakhir dengan adanya aplikasi gratisan semacam eBuddy, Emoze atau Yahoo Messenger yang lebih mobil, lebih interaktif, lebih murah, dan lebih cepat. Semua pesan bisa didorong (push) ke dalam sebuah ponsel yang ringkas dan mobil.

Media adaptif

Revolusi teknologi informasi yang semakin praktis dan mobil mau tidak mau berpengaruh terhadap industri media massa, mengubah medianya itu sendiri, sekaligus mengubah cara orang untuk mendapatkan informasi. Koran berformat spreadsheet sudah tidak zaman lagi, berubah menjadi lebih concise sebesar tabloid, bahkan ke depan mungkin hanya sebesar majalah.

Philip Meyer dalam buku Vanishing Newspaper meramalkan koran cetak akan mati tahun 2043. Menipisnya persediaan kayu sebagai bahan kertas yang berakibat pada mahalnya harga kertas dan semakin terbiasanya orang dengan media online, semakin mempercepat kematian media massa cetak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com