Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Api Lebih Aman Pakai Sistem GPS

Kompas.com - 07/10/2010, 08:18 WIB

Oleh Yuni Ikawati

Kecelakaan kereta api dapat terjadi, antara lain, karena amblesnya rel, rusaknya sistem persinyalan, dan kelalaian petugas, baik masinis maupun penjaga perlintasan. Masalah tersebut dapat diatasi di antaranya dengan menerapkan global positioning system.

Sebagai salah satu sistem satelit navigasi yang banyak digunakan di dunia, global positioning system (GPS) selama ini biasa digunakan untuk mendukung lalu lintas di jalan raya, laut, dan udara. Belakangan, sarana tersebut diuji coba tim peneliti Kelompok Keilmuan Geodesi Institut Teknologi Bandung untuk mendeteksi pergerakan kereta api (KA).

Sistem ini dimanfaatkan untuk memantau posisi dan kecepatan KA secara kontinu dengan selang waktu yang diinginkan. Ada beberapa bentuk arsitektur sistem yang dapat diimplementasikan untuk memantau pergerakannya, ungkap Hasanuddin Z Abidin, Ketua Kelompok Keilmuan Geodesi ITB.

Untuk itu, kereta yang akan dipantau harus dilengkapi dengan alat penerima (receiver) sinyal GPS. Posisi dan kecepatan KA dikirim oleh satelit GPS secara periodik dan otomatis dalam hitungan detik atau lebih, sesuai kebutuhan, ke pusat pengontrol untuk kemudian ditampilkan pada peta elektronik atau digital di layar monitor.

Dengan mengamati pergerakan semua KA pada sistem peta elektronik secara kontinu dari waktu ke waktu, petugas di pusat pengontrol mudah mengelola secara terpadu pergerakan kereta api. ”Untuk lebih meningkatkan sistem pengamanan pergerakan kereta, sistem visualisasi ini sebaiknya ditempatkan di ruang masinis dan di stasiun tertentu yang akan dilalui kereta tersebut,” kata Hasanuddin, Guru Besar Geodesi ITB.

Apabila pergerakan ditampilkan langsung di peta digital yang ditempatkan di ruang masinis (setiap lokomotif), di stasiun, dan kantor pusat PT KA, semua pihak yang berkepentingan dapat mengetahui pergerakan KA dari waktu ke waktu.

Menurut Hasanuddin, akan lebih baik jika sistem pelacakan ini langsung terkait dengan sistem pengereman otomatis KA. ”Kalau dua kereta berada dalam satu jalur dan akan terjadi tabrakan, sistem tracking secara otomatis menjalankan sistem rem kereta api meski masinis sedang tidak di ruang masinis,” kata Hasanuddin.

Uji coba lapangan Pengkajian kinerja sistem yang menentukan posisi KA secara kinematik dilaksanakan beberapa tahun lalu pada jalur Bandung-Jakarta pergi pulang (pp). Survei sesi pertama dilakukan pada siang hari dengan menggunakan KA penumpang Parahyangan jurusan Bandung-Gambir pp dan survei sesi kedua dilakukan pada malam hari dengan menggunakan kereta api barang jurusan Gedebage-Tanjung Priok pp.

Dalam penelitian ini, untuk mengecek ketelitian posisi diferensial digunakan tiga stasiun referensi yang ditempatkan di Kampus ITB, Bandung; Jatiluhur, Purwakarta; dan Kwitang, Jakarta. Ketiga stasiun ini telah diketahui koordinatnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com