JAKARTA, KOMPAS.com - Menggambar batik biasanya memakai pensil biasa dan membutuhkan waktu berhari-hari untuk membuatnya. Tapi dengan bantuan komputer, desain motif batik bisa dibuat dengan cepat dan mudah.
Hal itu dilakukan melalui software khusus bernama JBatik. Software ini merupakan buah karya Nancy Margried beserta dua orang temannya, Muhammad Nukman dan Yun Hariadi.
Pada mulanya, ketiga orang itu berbincang lepas mengenai warisan budaya batik di Indonesia. Selama ini, pembuatan batik selalu dilakukan secara tradisional, khususnya dalam hal pembuatan motif.
Secara tradisional, pengrajin memerlukan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu untuk membuatnya. Padahal, untuk memenuhi kebutuhan pasar, pengrajin dituntut untuk bisa membuatnya secara cepat.
Nancy dan rekan-rekannya pun memiliki gagasan mengembangkan software yang bisa mempermudah pembuatan motif batik. Tercetuslah batik fractal, motif batik yang dibuat dengan bantuan software komputer.
Tantangan pembuatan
Tantangan pertama yang dihadapi mereka adalah pengumpulan motif-motif yang ada. Kocek pribadi pun dirogoh untuk riset mengumpulkan motif-motif batik tersebut.
Agar mempermudah, motif batik yang dikumpulkan difokuskan pada batik dari Jawa. Khususnya, dari wilayah Yogyakarta, Solo, Pekalongan dan Cirebon.
Huruf J pada JBatik pun mengacu pada hal itu: yaitu Java Batik. Sekaligus mengacu pada bahasa pemrograman Java yang mereka gunakan.
Tantangan berikutnya bagi tim JBatik adalah pendanaan. Setelah dana patungan para pendirinya, mereka mau tak mau membutuhkan suntikan dana pihak luar.
Salah satunya, melalui bantuan dari USAID sebesar Rp 250 juta yang digunakan untuk pengembangan awal piranti lunak tersebut.