Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UCBrowser Ingin Monopoli Pasar Indonesia

Kompas.com - 29/04/2015, 15:32 WIB
Sabrina Asril

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - UCBrowser, salah satu produk dari UCWeb yang masih berada dalam grup usaha Ali Baba, mengalami perkembangan pesat dari tahun ke tahun.

Setelah mencatatkan prestasi di Tiongkok, India, dan kemudian Indonesia, UCBrowser ditargetkan menjadi mobile browser terbesar di negara-negara berkembang.

"Kami ingin hadir menjadi pemain yang dominan dengan target kami mencapai 50 persen pengguna," ujar CEO UCWeb Yu Yongfu dalam acara Global Mobile Internet Conference (GMIC), Beijing, Rabu (29/4/2015).

Yongfu mengungkapkan dalam setiap bulannya ada 100 juta pengguna aktif yang memakai aplikasi UCBrowser. Pengguna terbanyak berada di Tiongkok, India, dan Indonesia.

Di negeri tirai bambu, UCBrowser adalah mobile browser terpopuler dengan tingkat pemakaian mencapai 65 persen.

Sementara di India, UCBrowser mulai memfokuskan diri di negara tersebut sejak tahun 2011 dengan mendirikan kantor cabang di New Delhi. Sekarang, UCBrowser menjadi mobile browser terpopuler di India dengan persentase pengguna aplikasi ini mencapai 45 persen dari pasar yang ada.

Di Indonesia, UCBrowser yang berencana akan membuat kantor cabang di Jakarta itu telah menguasai pasar sebesar 28 persen, berdasarkan data Statcounter bulan Maret 2015.

Dengan prestasi ini, UCBrowser mengklaim telah mengalahkan dua pentolan mobile browser yang populer di Indonesia, Google Chrome dan Opera. "Kami yakin akan bisa memonopoli pasar di India dan Indonesia dalam waktu singkat," ucap Yongfu.

Selain tiga negara itu, Yongfu menyebutkan UCBrowser juga mulai mengembangkan pasar di Rusia. Negara-negara berkembang dianggap sebagai pasar potensial karena memiliki jumlah penduduk yang besar.

Yongfu menuturkan bahwa selama ini produk-produk mobile internet dari Tiongkok memang berjaya di negeri sendiri. Namun, untuk pasar luar negeri, Tiongkok kerap kalah bersaing dengan negara-negara barat.

Untuk menguasai pasar internasional, lanjut dia, UCBrowser harus memasukkan konten lokal ke dalam produknya.

Di Indonesia, misalnya, konten lokal yang dimasukkan seperti widget atau pemintas situs Kaskus, OLX, hingga update skor pertandingan bola.

"Kita sering kali menjadi loser di negara orang. Tapi dengan adanya capaian dari UCBrowser dalam 4-5 tahun ini, maka kami optimis bisa kuasai pasar internasional," kata Yong Fu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com