Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Android O Masih Galau "Oreo" atau yang Lain

Kompas.com - 21/08/2017, 15:45 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

KOMPAS.com - Lebih kurang satu hari sebelum Android O diresmikan untuk publik, belum jua ada kepastian ihwal nama sistem operasi teranyar itu. Sejak beberapa bulan lalu sudah ada beberapa nama yang tercuat.

Nama yang paling sering disebut-sebut adalah "Oreo" karena dianggap memenuhi kriteria penamaan berbasis camilan manis. Dugaan ini diperkuat beberapa indikasi, salah satunya yang muncul beberapa jam lalu.

Ada bocoran gambar yang memperlihatkan karakter Android dengan biskuit Oreo di dadanya. Karakter Android itu tak ubahnya super hero yang bisa terbang.

Entah apa maksudnya, yang jelas gambar tersebut disebar pembocor ulung Evan Blass melalui akun Twitter @evleaks beberapa jam lalu. Meski demikian, bocoran itu tentu belum bisa dipercaya 100 persen.


Pasalnya, beberapa saat lalu pada Android O beta muncul sebuah gurita alias octopus virtual. Google agaknya ingin membuat netizen bertanya-tanya apakah "Octopus" bakal jadi nama Android O.

Sebelum kemunculan octopus, petinggi Android juga sempat mengkicaukan GIF Oreo cake. Lagi-lagi ini adalah klu mengambang yang tak berujung konfirmasi pasti.

Berbagai kemungkinan nama Android O masih terbuka lebar. Untuk sementara Oreo masih menjadi kemungkinan terbesar, meski belum pasti. Beberapa calon nama yang juga santer terdengar "Oatmeal Cookie”, “Orange Julius”, hingga “Orange Sherbert”.

Kepastiannya baru bisa diketahui pada Jumat besok (22/8/2017) waktu Indonesia atau tanggal (21/8/2017) waktu setempat di Amerika Serikat, bertepatan dengan Gerhana Matahari, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari AndroidHeadlines.

Ada beberapa fitur unggulan pada sistem operasi Android O, antara lain picture-in-picture, notification dots, autofill with Google, dan smart text selection.

Untuk urusan performa, Google menjamin Android O akan jauh lebih hemat daya baterai. Ini dimungkinkan berkat optimasi sistem operasi yang diracik Google.

Selain itu, dalam hal keamanan, Google juga mengklaim bakal memanfaatkan machine learning untuk memindai 50 miliar aplikasi per hari. Jika ada aplikasi yang terbukti berbahaya, maka aplikasi tersebut akan langsung "ditendang" dari toko aplikasi Play Store.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com